News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Dua Ibu Perantau Topang Ekonomi Keluarga Lewat Kedai Kreatif Susu Kental Manis

Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Bardjan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nurin Silvia, salah satu peserta Dapur Ibu Bersama – Tangerang Selatan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meninggalkan kota kelahiran dan ikut suami merantau di kota yang asing tidak menyurutkan semangat Nurin Silvia dan Wedarningtyas untuk mengembangkan passion mereka di bidang kuliner.

Kedua peserta Dapur Ibu Bersama yang merupakan bagian dari program Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag: Bersama Majukan UMKM Indonesia ini, justru mampu mencapai kemandirian finansial, salah satunya dengan mengandalkan pemasaran digital dalam usahanya.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dan Komunitas Ibu Profesional. Selain Ahli Pemasaran Digital dan Chef Profesional, FFI juga mengundang BPOM sebagai salah satu pemateri dalam program ini.

BPOM menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan oleh pelaku UMKM makanan dan minuman yang harus selalu bersandar pada keutamaan keamanan pangan.

Hal ini akan meningkatkan daya saing yang akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku UMKM.

Sebagai salah satu industri pangan yang berperan serta aktif dalam program Orang Tua Angkat Badan BPOM dan Program dari Frisian Flag, FFI berharap dapat meningkatkan kesadaran keamanan pangan khususnya di komunitas UMKM.

Nurin Silvia, dari Surabaya ke Tangerang Selatan.

Salah satu peserta Dapur Ibu Bersama, Nurin Silvia, adalah perempuan yang merantau dari Surabaya ikut suaminya ke Tangerang Selatan.

Meski tidak dapat kesempatan mengasah bakat memasak saat kuliah, Nurin justru mendapatkan dukungan dari sang suami untuk mengembangkan diri setelah menikah dan punya anak–yang membuat Nurin pun kini ikut andil dalam perekonomian keluarganya.

Kisah Nurin berawal pada Agustus 2018 lalu, saat dia mendirikan Dapur MamaRins dengan menu andalan donat. Dia pernah mencoba menjual donat secara offline dengan menitipkannya di toko-toko di sekitar rumah.

Namun cara ini dianggap kurang menjanjikan karena Nurin harus bergantung pada kondisi dan toko-toko sekitar. Apalagi, dia tinggal di daerah pinggiran sehingga tidak bisa mematok harga yang terlalu tinggi untuk produknya. Sementara di sisi lain, mobilitasnya juga terbatas.

“Dari situ saya belajar digital dan memberanikan diri jualan secara daring,” kata Nurin.

Setelah berjalan setahun dan menerima pesanan secara pre-order, Dapur MamaRins mulai berjualan aneka kukis. Pada tahun 2019, dia memperluas jaringannya dengan gabung ke komunitas UMKM, termasuk Komunitas Ibu Profesional.

Di komunitas tersebut, Nurin belajar bisnis secara daring dan serius mengembangkan pemasaran secara digital melalui WhatsApp, Instagram, platform e-commerce, hingga robot chat khusus yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UKM.

“Pasar saya menjadi sangat luas, dari luar kota seperti Jakarta, Depok, dan lainnya. Tapi tantangannya adalah harus lebih memperhatikan konten, kekuatan branding, dan kualitas foto. Ini tantangan bagi saya sebagai ibu rumah tangga dan juga guru, butuh waktu dan saya harus berbagi tugas dengan suami, mencari ide, dan sebagainya,” tutur Nurin.

Dari situlah Nurin kemudian berkenalan dengan Dapur Ibu Bersama, di mana dia mendapat pendampingan, pengembangan soft skill, pengetahuan seperti fotografi dan pentingnya keamanan pangan, serta berbagai tantangan membangun bisnis lainnya.

Di Dapur Ibu Bersama, Nurin juga menjajal beberapa menu baru untuk jualannya, seperti pie susu dan pie buah dan kentang mustofa. Hasilnya juga memuaskan karena menu-menu baru ini bisa menyamai popularitas donat yang jadi andalannya sejak mendirikan toko.

Wedarningtyas, resign dari pekerjaan ikut suami ke Serang

Wedarningtyas - Serang.

Sementara kisah inspiratif lainnya datang dari Wedarningtyas, akrab disapa Tyas, yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk merantau ke Serang, Banten mengikuti suaminya yang pindah kerja pada 2016 lalu.

Namun, sebelum pindah, Tyas sudah mendirikan toko kue online bernama @gibran_cakeandcookies sebagai persiapan merantau.

Dengan cara memasarkan jualannya secara online, Tyas bisa menerima lebih banyak pesanan dan jangkauan marketnya pun lebih luas.

Selain kukis dengan aneka gambar lucu, cake ulang tahun serta kue-kue lainnya, toko online Tyas juga berjualan menu khas Ramadan dan Lebaran.

Mantap berjualan di ranah digital, Tyas pun melebarkan sayapnya dengan mendirikan sebuah kedai bersama teman-temannya pada akhir 2021 lalu.

Pada tahun 2022, Tyas terpilih menjadi salah satu peserta Dapur Ibu Bersama. Setelah mengikuti program tersebut, dia mencoba resep buko nanas dan kopi yang juga cukup laris pada saat berbuka puasa Ramadan.

“Ikut Dapur Ibu Bersama saya mendapatkan pencerahan, jadi punya ekosistem, dan teman-teman yang saling mendukung, hasilnya juga bisa menutupi kekurangan pendapatan dari kedai karena bulan puasa malah saya bisa beri THR,” kata Tyas. 

Program Dapur Ibu Bersama Dukung 400 UMKM Perempuan

Dapur Ibu Bersama merupakan bagian dari program Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag: Bersama Majukan UMKM Indonesia, yang diluncurkan pada Desember 2021 lalu.

Program ini dimulai sejak Maret 2022 yang mendukung sebanyak 400 UMKM perempuan di Jabodetabek dan Bandung, melalui kegiatan pendampingan, pembinaan dan bantuan pengembangan usaha untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM.

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengapresiasi kejelian dan kegigihan kedua peserta Dapur Ibu Bersama, Wedarningtyas dan Nurin Silvia dalam melihat luasnya peluang melalui digitalisasi.

“Kami turut bangga melihat usaha para peserta dalam mengembangkan usaha mereka dengan mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan pada program-program pembinaan dan memanfaatkan jaringan daring dan akhirnya menuai manfaat perekonomian yang berarti bagi keluarga mereka,” kata Andrew F. Saputro.

Andrew juga menjelaskan inisiatif ini merupakan salah satu upaya Frisian Flag Indonesia untuk membantu mengembangkan kewirausahaan, khususnya bagi UMKM sebagai penopang perekonomian bangsa dan secara khusus UMKM perempuan di Indonesia.

“Itu semua sejalan dengan semangat 100 tahun FRISIAN FLAG® #MelajuKuatBersama untuk  membangun Indonesia yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras,” pungkas Andrew.

Program Dapur Ibu Bersama berisi sejumlah kegiatan seperti pelatihan dan webinar mengenai cara produksi pangan sesuai standar keamanan pangan dari Badan POM RI.

Tersedia pula webinar cara pemasaran melalui digital marketing, pengemasan, mengulik kreasi menu berbahan Susu Kental Manis Frisian Flag seperti buko nanas, bola ubi, kentang mustofa, pie susu, pie buah, loukomodes dan minuman kopi Tualang.

Tak ketinggalan, para peserta juga mengikuti berbagai tantangan kreasi makanan dan kelas memasak (cooking camp).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini