News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BBM Bersubsidi

Rizal Ramli Cs Ajak Rakyat Bersatu Tuntut Pemerintah Turunkan Harga BBM

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Senior Rizal Ramli bersama rekan sejawatnya mengajak rakyat Indonesia bersatu menuntut agar harga BBM diturunkan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Rizal Ramli bersama rekan sejawatnya mengajak rakyat Indonesia bersatu menuntut agar harga BBM kembali diturunkan.

Hal itu disampaikan dalam deklarasi di kawasan Tebet Barat Dalam, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Sejumlah tokoh yang turut hadir dalam deklarasi penolakan harga BBM di antaranya Mantan Juru Bicara Gus Dur Adhie Massardi, Ekonom PEPS Anthony Budiawan hingga Tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Fraksi PKS DPR Minta Kenaikan Harga BBM Segera Dibatalkan

“Kekuatan Rakyat sudah bersatu. Tekanan dan represi kebijakan sudah melampaui batas kesabaran. Tiba waktunya mengubah tekanan menjadi kekuatan. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat. Menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Adhie.

Menurut Adhie, deklarasi ini dilakukan untuk menyatunya kekuataan rakyat karena hampir 7-8 tahun rakyat Indonesia mencatat kebijakan-kebijakan yang cacat.

“Kemudian kita hanya bisa berempati, ini tidak bisa diterus-teruskan, buat rakyat melarat, seolah-olah tidak ada kekuatan yang bisa melawan, seolah-olah tak ada yang bisa mereduksi, meluruskan kebijakan-kebijakan yang salah,” tutur dia.

Untuk itu, sambung Adhie, saatnya rakyat bersatu untuk menggugat semua kebijakan yang cacat ini.

“Itulah tadi yang kami sampaikan yang akan didukung oleh tokoh-tokoh yang lain, dan di tempat-tempat yang lain,” sambung Adhie.

Pihaknya menilai BBM sama sekali tidak ada alasan untuk dinaikkan apalagi minyak mentah di dunia sedang turun.

Adhie mencatat banyak anggaran negara yang digunakan untuk keperluan tidak mendesak seperti pembangunan infrastruktur secara masif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini