News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dampak Naiknya Tarif Ojol Menurut Ekonom: Lonjakkan Inflasi hingga Potensi Meningkatnya Kemiskinan

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi ojek online mengangkut penumpang di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (11/9/2022). Kementerian Perhubungan merevisi kenaikan tarif ojek online (ojol) dari sebelumnya berkisar 30-50 persen menjadi 6-13 persen yang diberlakukan mulai 10 September 2022.?TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya kenaikan tarif ojek online (ojol) diprediksi akan menghadirkan sejumlah permasalahan, salah satunya lonjakan inflasi.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, ekosistem layanan daring ini telah digandrungi dan melekat dengan aktivitas harian di masyarakat

Sehingga, adanya kenaikkan tarif ojol akan meningkatkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh masyarakat.

Kemudian, lanjut Huda, lonjakkan inflasi dapat menghadirkan efek domino

Dalam hitung-hitungannya, jika kenaikan tarif ojol berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,5 persen, maka efeknya akan mempengaruhi penurunan produk domestik bruto (PDB) hingga berpotensi menurunkan jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Baca juga: Tarif Ojol Resmi Naik, Pengemudi Apresiasi Kemenhub dan Respon Cepat Aplikator Naikkan Harga

"Ada penurunan PDB sebesar Rp436 miliar yang menyebabkan gaji atau upah tenaga kerja nasional secara riil turun 0,0006 persen," ucap Nailul Huda dalam diskusi secara daring, Minggu (11/9/2022).

"Kemudian, hal tersebut juga berpotensi menurunkan jumlah tenaga kerja sebesar 869 jiwa. Dan berpotensi ada kenaikkan jumlah penduduk miskin 0,04 persen," sambungnya.

Sebelumnya, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan tarif ojol dapat membuat inflasi meroket.

"Kenaikan tarif ojol akan membuat inflasi dari sektor transportasi meningkat tajam, dan ini bisa berpengaruh ke inflasi, khususnya di perkotaan. Sementara, yang kena dampak paling dalam justru kelas menengah rentan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Sabtu (10/9/2022).

Menurut Bhima, ibaratnya masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi online, tetap saja biaya jadi mahal.

"Sebab, transportasi ini kebutuhan yang penting, maka masyarakat akan memprioritaskan belanja transportasi dan konsekuensinya mengurangi konsumsi, kebutuhan lain, beli baju ditunda, pengeluaran makanan dihemat, dan sebagainya," katanya.

Di sisi lain, imbas dari naiknya tarif ojol dinilainya juga tidak berkorelasi dengan naiknya pendapatan dari para mitra driver atau pengemudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini