TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyakini kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Kemenkeu optimis pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran target 5,1 persen hingga 5,4%.
“Saya mau bilang kalau pertumbuhan ekonomi tidak akan terpengaruh, kalaupun harganya naik, karena kegiatan ekonomi ini lagi maju banget. Makanya orang tetap melakukan kegiatan ekonominya kita berdoa supaya nggak terlalu signifikan,” tutur Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat menjadi Pembicara pada Kuliah Tamu Pengantar Ekonomi 1 FEB UI, yang dikutip dari Kontan, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Pemerintah Minta Himpunan Kawasan Industri Bantu Genjot Pertumbuhan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja
Ia menyebut, dampak kenaikan harga BBM yang menjadi perhatian pemerintah yaitu terkait angka kemiskinan, sebab kenaikan harga BBM bakal berpengaruh ke harga barang.
jika harga barang naik, maka akan berdampak pada dua hal. Yakni, daya beli masyarakat akan menurun, dan jika harga barang naik, maka garis kemiskinan akan juga naik.
Akan tetapi, ketika harga BBM naik, pemerintah langsung menggelontorkan dana bantuan sosial tambahan Rp 24,17 triliun untuk melindungi 40% masyarakat miskin.
Ia menyebut, anggaran yang telah dikeluarkan akan tiga kali lipat menanggung kenaikan harga BBM yang masyarakat miskin tersebut rasakan.
Sehingga, estimasi Pemerintah kemiskinan akan turun hingga 0,3%, walaupun harga BBM naik.
“Kenapa bisa gitu? karena kita bisa berikan bantalan sosialnya tadi. Bantalan sosial yang bisa meningkatkan daya beli,” jelasnya. (Lailatul Anisah/Kontan).