Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Bursa saham Eropa merosot pada perdagangan hari ini, Jumat (16/9/2022), setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan perlambatan ekonomi global.
Dikutip dari Reuters, indeks STOXX 600 Eropa turun 1,2 persen, dan indeks FTSE 100 London terkoreksi 0,1 persen. Sementara indeks DAX Jerman jatuh 1,8 persen.
Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 47 negara, turun 0,5 persen pada pukul 08:15 GMT dan telah mencatat kerugian hari keempat.
Baca juga: Usai Menguat Kemarin, Hari Ini Laju IHSG Diprediksi Rawan Terjadi Koreksi, Perhatikan Saham Ini
Kepala ekonom Bank Dunia pada Kamis (15/9/2022) menyatakan kekhawatirannya mengenai pertumbuhan ekonomi global yang rendah dan inflasi yang tinggi.
IMF juga mengatakan risiko penurunan terus mendominasi prospek ekonomi global, namun pihaknya berpendapat bahwa terlalu dini untuk menyatakan apakah ada resesi global yang meluas.
Wall Street dijual pada hari Kamis kemarin setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) memberi Federal Reserve AS (The Fed) sedikit alasan untuk melonggarkan kenaikan suku bunga yang agresif.
Namun nada suram tetap berlanjut selama perdagangan Asia, dengan data menunjukkan sektor properti China mengalami kontraksi lebih lanjut.
Penjualan ritel Inggris turun lebih rendah dari yang diperkirakan, yang menjadi sinyal lain bahwa ekonomi Inggris meluncur ke jurang resesi karena krisis biaya hidup menekan pengeluaran konsumen rumah tangga.
Baca juga: Analis: Buyback Saham BBRI Beri Sinyal Positif bagi Investor
"Kami sekarang melihat data yang mengkonfirmasi bahwa ekonomi memang melambat. Saya memperkirakan saham akan kembali turun ke bawah posisi terendah Maret. Jika Anda berada di lingkungan di mana Anda memiliki bank sentral yang secara agresif menaikkan suku bunga, secara historis ini selalu menyebabkan pasar bearish," kata analis pasar di IG Group, Axel Rudolph.
Poundsterling melemah ke level terendah dalam 37 tahun terakhir terhadap dolar AS. Mata uang Inggris ini jatuh lebih dari 1 persen terhadap dolar menjadi 1,1351 dolar AS, dan terakhir diperdagangkan pada 1,1403 dolar AS.
Indeks dolar AS naik 0,3 persen pada 110,13, masih melayang di dekat rekor tertingginya dalam 20 tahun terakhir, namun stabil terhadap yen Jepang di 143,365.
Sementara itu di pasar bahan bakar, harga minyak naik lebih tinggi meski berada di jalur penurunan mingguan di tengah kekhawatiran penurunan permintaan.