Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mengungkapkan, periode September 2022 tercatat inflasi sebesar 1,17 persen secara bulan ke bulan (month to month/mtm), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,87.
Namun jika dilihat secara tahun ke tahun (year on year/yoy) inflasi September 2022 menembus 5,95 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, inflasi dari bulan ke bulan merupakan yang tertinggi sejak November 2014.
Baca juga: Dampak Resesi Ekonomi Global Terhadap Indonesia, Neraca Perdagangan Defisit hingga Inflasi Meningkat
"Inflasi September 2022 yang sebesar 1,17 persen ini merupakan tertinggi sejak Desember 2014. Pada saat itu inflasi 2,46 persen sebagai akibat harga BBM pada November 2014," ucap Margo dalam konferensi pers BPS, Senin (3/10/2022).
"Dengan demikian, inflasi tahun Klender 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 5,95 persen," sambungnya.
Baca juga: Inflasi Jerman pada September 2022 Capai Level Tertinggi
Margo mengungkapkan, penyumbang inflasi September 2022 adalah berasal dari kenaikan bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif angkutan antar kota, hingga tarif kendaraan online.
Ia kembali melanjutkan, dari 90 kota yang dipantau indeks harga konsumen, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.
Kota Bukittinggi menjadi wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia yakni sebesar 1,87 persen secara bulan ke bulan (mtm).
Sementara wilayah yang mengalami tingkat inflasi terendah adalah Merauke, yang sebesar 0,07 persen.
Untuk 2 kota yang mengalami deflasi adalah Manokwari dan Timika, yang masing-masing sebesar -0,64 persen dan -0,59 persen.
"Dari 90 kota yang diamati pergerakan harganya, 88 Kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Bukittinggi 1,87 persen," papar Margo.
"Inflasi terendah di Merauke -0,07 persen. Sementara itu 2 kota deflasi adalah Manokwari 0,64 persen dan kedua Timika deflasi 0,59 persen," pungkasnya.