Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyaluran Dana Desa dari Pemerintah berdampak sangat positif terhadap perekonomian di Indonesia.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim mengungkapkan Dana Desa berkontribusi terhadap penurunan tingkat pengangguran terbuka di Tanah Air.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gus Halim dalam acara Ngopi Bareng Gus Menteri di Operational Room, Kantor Kemendes PDTT, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2022).
"Dana Desa berdampak positif kepada penurunan angka pengangguran terbuka dimana sejak penyaluran Dana Desa. Tingkat pengangguran terbuka semakin menurun," ujar Gus Halim.
Gus Halim mengatakan dengan tingkat yang selalu lebih rendah, desa menjadi penyangga
tingkat pengangguran terbuka nasional.
Baca juga: Digitalisasi Dorong Investasi Makin Diminati Kaum Muda
Kebijakan padat karya tunai desa (PKTD) menahan laju naiknya tingkat pengangguran
terbuka di desa lebih rendah, yakni kenaikan sebesar 0,25 persen.
Daripada di kota yang mengalami kenaikan 2,03% sepanjang pandemi Covid-19.
"Apalagi dengan kebijakan padat karya tunai desa, ini menahan laju kenaikan tingkat pengangguran terbuka desa," tutur Gus Halim.
Selain itu, Gus Halim mengungkapkan sepanjang penyaluran Dana Desa dari 2015 sampai 2021, pendapatan warga desa meningkat 70%.
Peningkatan tersebut dari Rp 572.586 per kapita per bulan menjadi Rp 971.445 perkapita perbulan.
Optimalisasi swakelola dalam penggunaan Dana Desa, serta revitalisasi BUM Desa, menurut Gus Halim, dapat meningkatkan pendapatan warga desa di masa depan.
Baca juga: Krisis Finansial Dunia, Presiden: Indonesia Masih Dipercaya Jadi Tempat Investasi
"Kemudian tingkat kemiskinan juga menurun. Sejak penyaluran Dana Desa, kemiskinan di desa turun dari 14,21% pada 2015 menjadi 12,29% pada 2022," ungkap Gus Halim.
Kebijakan BLT Dana Desa 2020-2021 menurunkan kemiskinan di desa sebesar 0,32% daripada di kota yang naik (0,91%) sepanjang pandemi Covid-19.
Dirinya mengungkapkan desa menjadi penyangga tingkat ketimpangan ekonomi nasional.
Penyaluran Dana Desa, kata Halim, mampu
menahan ketimpangan ekonomi,bahkan semakin merata.
"Penurunan rasio Gini dari 0,334 pada 2015 menjadi 0,314 pada 2022 ditunjang partisipasi dan gotong royong warga dalam pembangunan desa. Dana desa berperan memeratakan manfaat pembangunan," ungkap Gus Halim.
Seperti diketahui, jumlah desa yang mendapatkan Dana Desa meningkat sebanyak 868 desa sejak tahun 2015 hingga 2022.
Pada tahun 2015 terdapat 74.093 desa yang mendapatkan Desa. Pada tahun 2022 ini, terjadi peningkatan menjadi 74.961 desa.