News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penuhi Stok Obat, Perlukah Perusahaan Farmasi dan Bioteknologi Merger? Begini Pendapat Pakar

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews, Anita K Wardani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketersediaan obat, termasuk yang berbasis bioteknologi sangat penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat dirasakan sangat penting saat pandemi COVID-19.

Strategi merger menjadi salah satu pilihan perusahaan farmasi dunia untuk menghadapi tantangan kesehatan.

Hal ini diungkap oleh pakar farmasi Dr Raymond Tjandrawinata dalam buku terbarunya yang berjudul “Strategi Merger dan Akuisisi, Pada Perusahaan Farmasi Besar Dunia Bidang Farmasi dan Biolteknologi.”

Dr Raymond dalam bukunya tersebut mengungkapkan pentingnya ketersediaan produk farmasi baik pada saat terjadi pandemi maupun tidak, rupanya mendorong perusahaan-perusahaan farmasi kelas dunia untuk menyikapinya dengan manajemen modern.

Perusahaan farmasi dan bioteknologi kelas dunia, melakukan praktik merger dan akuisisi yang diprediksi semakin mencuat terutama pada saat pasca pandemi СOVID-19.

Dr. Raymond menceritakan pengalaman saat bekerja pada salah satu perusahaan farmasi terkemuka, SmithKline Beecham Pharmaceuticals (SB) di South San Francisco, CA.

Pada tahun 1998-2000, SB mempersiapkan diri untuk bergabung (merge) dengan perusahaan dunia lainnya, Glaxo Welcome (GW), hingga akhirnya bergabung menjadi GlaxoSmithKline (GSK) dengan valuasi gabungan saat itu sebesar USD 180 juta.

Baca juga: Siap Produksi IndoVac, Bio Farma Siap Cetak Milestone Kemandirian di Sektor Farmasi Indonesia

Hasil dari penggabungan itu tentunya sudah termasuk dalam literatur klasik manajemen strategis perusahaan.

Teknologi Farmasi, Genetika dan Imunoterapi

Jelas bahwa industri farmasi menyadari dampak dan perubahan besar: tekanan penetapan harga dan langkah ke arah pencegahan, diagnosis, dan pengobatan.

Perubahan-perubahan ini mengubah tatanan yang sudah ada, dan membuka pintu bagi persaingan baru terutama pască pandemi СOVID-19, dan memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali di mana mereka bermain- dan dengan siapa mereka bermain, membutuhkan penekanan yang semakin besar pada kolaborasi dan kemitraan.

Baca juga: Gandeng Partner Baru, Kimia Farma Diagnostika Garap Bisnis Gaya Hidup

Secara keseluruhan, ada tiga 'bidang bermain' baru yang muncul sebagai respons terhadap gelombang kesehatan pasca COVID-19: teknologi farmasi, genetika, dan imunoterapi.

Semakin banyak perusahaan farmasi dan alat kesehatan bermitra dan berintegrasi dengan bisnis teknologi dalam upaya untuk mengatasi penyakit diabetes yang besar dan meningkat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini