News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat Energi: Industri Nikel Berpotensi Topang Ekonomi di Tengah Ancaman Resesi

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bijih Nikel. Industri nikel berpotensi menjadi penopang pendapatan negara pada 2023 di mana ancaman resesi menghantui ekonomi global.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri nikel berpotensi menjadi penopang pendapatan negara pada 2023 di mana ancaman resesi menghantui ekonomi global.  

Hal itu dikatakan Pengamat energi dari Alpha Research Ferdi Hasiman saat dihubungi di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

“Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia, sehingga jelas potensi dari sektor ini sangat besar untuk menopang ekonomi di tengah ancaman resesi,” kata Ferdi.

Baca juga: Kemenko Marves Dorong Olahan Nikel ke Arah Industri Berkelanjutan

Meski demikian, lanjutnya, potensi yang sangat besar tersebut perlu dikelola secara profesional dan transparan.

“Jangan sampai cadangan nikel dan potensi yang besar ini hanya dinikmati segelintir pihak,” ujarnya. 

Ferdi memberi sejumlah catatan untuk pemerintah agar potensi nikel ini dapat dikelola secara maksimal. 

Salah satunya penertiban tambang ilegal yang ada di daerah penghasil nikel. 

Selain itu, regulasi di sektor hilir juga perlu diperjelas, sehingga hilirisasi nikel bisa lebih banyak dikelola oleh Indonesia. 

“Perlu juga diperhatikan tata kelola niaga mengenai harga nikel, dan juga antara pemerintah pusat dan daerah harus diatur sistem bagi hasil yang jelas,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kebijakan larangan ekspor bahan mentah nikel memberi dampak positif pada perekonomian di Maluku Utara. 

Ekonomi di Maluku Utara tumbuh hingga 27 persen tahun ini akibat hilirisasi nikel. 

Baca juga: Gugatan UE di WTO Tak Pengaruhi Program Hilirisasi Nikel Nasional

“Saya cek berapa pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara 27 persen dari mana ini saya cek. Bisa angka 27 dari mana, saya awal enggak percaya, setelah saya cek oh benar dulu ekspornya nikel hanya mentahan, sekarang sudah ada industri smelter di sana," kata Jokowi dalam UOB Economic Outlook 2023. 

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik mencatat surplus neraca perdagangan Maluku Utara Januari hingga Agustus 2022 sebesar 3.212,88 juta dolar AS.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini