Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peredaran produk palsu dan bajakan kerap merugikan konsumen maupun produsen. Perekonomian negara ikut terdampak adanya peredaran produk bajakan ini.
Riset Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP) dan Institute for Economic Analysis of Law & Policy Universitas Pelita Harapan (IEALP UPH) tahun 2020 menyatakan, pemalsuan produk telah menimbulkan kerugian ekonomi global hingga Rp291 triliun yang menyebabkan kerugian pajak Indonesia hingga Rp967 miliar.
William Japari, Founder & CEO Shieldtag mengatakan, produk yang paling rentan dipalsukan adalah software (84,25 persen), kosmetik (50 persen), produk kesehatan (40%), pakaian/barang kulit (38%), makanan & minuman (20%), serta pelumas dan suku cadang (15%).
"Pembajakan juga menghilangkan 2 juta lapangan kerja bagi masyarakat," kata Wiliam dalam keterangan tertulis, Senin (10/10/2022).
Pihaknya kemudian berinisiatif menciptakan layanan sertifikasi elektronik yang dapat memverifikasi keaslian sebuah produk melalui perpaduan stiker hologram dan teknologi encrypted QR code.
"Kami bekerja sama dengan pemilik brand untuk memasang stiker hologram berukuran 3x1,5cm yang telah dilengkapi 7 lapisan keamanan & QR code dan shieldCode ini ditutup oleh lapisan gosok untuk melindungi enkripsinya, serta memastikan bahwa produk tersebut masih sepenuhnya baru," katanya.
Baca juga: Kasus Pemalsuan Tutup Galon Air Minum, Polres Cilegon: Ada Indikasi Oknum Orang Dalam
Nah, konsumen bisa dengan mudah mengetahui keaslian produk yang dibeli dengan menggosok lapisan ShieldCode, memindai QR code yang ada melalui aplikasi/website Shieldtag lalu memasukkan pin.
"Nantinya, kata akan muncul sertifikat keaslian yang mencantumkan izin peredaran, sertifikat BPOM, tanggal kadaluarsa, ataupun garansi produk," katanya.
Baca juga: Cegah Pemalsuan, Pengawasan Peredaran Benih Sawit Perlu Ditingkatkan
Salah satu perusahaan yang telah menggunakan adalah brand skincare Azarine.
Setelah memanfaatkan teknologi Shieldtag, pengguna Azarine mengaku tingkat lebih tenang dan aman bisa mengecek keaslian produk yang dibeli dan telah melindungi lebih dari 10 juta produk dari portfolio klien yang dimiliki.
“Di waktu dekat, kami akan terus melengkapi data dan infrastruktur agar bisa memuat fitur-fitur lain yang bisa menunjang keperluan bisnis," ujarnya.
Baca juga: Dua Warga Kupang Timur Jadi Tersangka Pemalsuan Kartu Vaksin
Pihaknya berharap kedepannya mendapatkan dukungan dari pemerintah, terutama dalam melakukan perlindungan keaslian produk dan tracking distribusi bagi para UMKM Indonesia yang siap ekspor ke luar negeri.