News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penuhi Perintah Presiden, Kementan Bangun 'Nursery' Kelapa yang Bisa Hasilkan 120 Ribu Batang

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pohon kelapa. Guna mewujudkan program pemerintah dalam hal ini perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanaman pohon kelapa sejuta batang secara nasional, Kementerian Pertanian membangun beberapa nursery modern untuk menghasilkan bibit unggul.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mewujudkan program pemerintah dalam hal ini perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanaman pohon kelapa sejuta batang secara nasional, Kementerian Pertanian membangun beberapa nursery modern untuk menghasilkan bibit unggul. Salah satu lokasi nursery yang disiapkan ada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Nursery dibangun Kementan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Jawa Tengah. Setiap tahun berpotensi menghasilkan 300 ribu hingga 400 ribu batang bibit untuk peremajaan 4.000 hektare. Pada tahap awal, bisa memproduksi 120 ribu batang bibit untuk peremajaan 1.100 hektare.

Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan pembangunan nursery modern kelapa ini merupakan implementasi program BUN 500, yakni program distribusi benih unggul perkebunan 500 juta batang 2019-2024 secara gratis untuk masyarakat.

Baca juga: Kementan Berencana Asuransikan Hasil Pertanian Bawang Merah, Cabai Merah Hingga Domba

"Nursery modern kelapa di Batang ini diharapkan jadi sentra perbenihan kelapa untuk Jawa dan Sumatera. Supaya distribusi bibit lebih efisien," kata Andi dalam pernyataannya yang diterima Tribun saat meninjau nursery modern kelapa di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis(13/10/2022).

Dengan cara itu, jelas Andi, bibit tidak lagi harus didatangkan dari Sumatera Utara, Bali, dan Sulawesi Utara. Harga bibit kelapa menjadi murah dan meringkas waktu, sehingga kualitas bibit jadi terjaga.

Pembangunan nursery modern kelapa, urai Andi, dilakukan secara terencana untuk menghasilkan benih unggul. Benih yang dihasilkan dilakukan perlakuan dan kontrol dengan kualitas tepat. Lewat langkah ini, jelas dia, percepatan pengadaan benih tetap memperhatikan kuantitas, kualitas, sekaligus efektivitas distribusinya.

"Tanaman perkebunan butuh waktu panjang untuk bisa panen. Jika salah memilih benih akan sangat merugikan ke depan. Kita targetkan dengan nursery modern ini, produktivitas dan ekspor kelapa naik tiga kali lipat. Tentunya diikuti hadirnya pengembangan di hilir," tutur dia.

Andi menerangkan, varietas bibit kelapa yang dikembangkan di nursery modern kelapa di Batang ada empat, yakni kelapa genjah kuning Bali, kelapa dalam Bali, genjah Nias, dan kelapa genjah pandan wangi.

Kelapa genjah berbeda dengan kelapa biasa. Jika kelapa biasa baru bisa berbuah di usia minimal enam tahun, kelapa genjah sudah bisa berbuah di usia tiga atau empat tahun. Kelapa genjah memiliki tinggi batang pohon relatif pendek. Ukuran buahnya kecil, tapi cukup banyak. Bisa berbuah hingga 140 butir untuk satu pohon dalam satu waktu.

Baca juga: Bupati Sragen Dukung Kementan Kembangkan Pangan Lokal Pengganti Beras

Bukan hanya itu, kelapa genjah juga memiliki banyak manfaat, sehingga cocok diusahakan oleh petani. Manfaat itu bergantung pada jenis kelapa genjah yang ditanaman, misal jenis kopyor atau pandan wangi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini