Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, sedang dalam proses melakukan stress test untuk menguji ketahanan pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, hitungan dalam stress test itu di antaranya mengandaikan harga minyak dunia menembus 175 dolar Amerika Serikat (AS), dan nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.500 per dolar AS.
"Kita saat ini sedang melakukan stress test ya, stress test untuk melihat resiliensi daripada sektor-sektor di kita ya. Bagaimana apabila harga minyak naik ke 150 dolar misalnya atau harga minyak menjadi 175 dolar, atau dolar AS misalnya Rp 15.000 atau Rp 15.500 ya," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (14/10/2022).
Baca juga: OJK: Kinerja IHSG Tertinggi di ASEAN, Meningkat 5,43 Persen
Inarno menjelaskan, OJK akan berupaya semaksimal mungkin agar skenario dalam stress test itu tidak berdampak signifikan terhadap pasar modal di tanah air.
"Itu semuanya kita lihat dan kita harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi, walaupun mungkin itu jauh daripada kemungkinan-kemungkinan yang ada," katanya.
Menurut dia, stress test dilakukan karena belum ada kepastian terkait dampak faktor geopolitik terhadap perekonomian global saat ini.
"Kita tidak pernah tahu ya bahwasanya pergolakan di luar seberapa jauh, pergolakan geopolitik itu seberapa besar pengaruhnya atau dampaknya, itu luar biasa sekali. Jadi, memang dari sisi kita sendiri harus siapkan melalui stress test stress test yang ada," pungkas Inarno.
Baca juga: Ketua Dewan Komisioner OJK: Tidak Ada Ramalan Ekonomi Indonesia Bakal Turun
Sekadar informasi, harga minyak dunia saat ini masih berada di kisaran 90 dolar AS per barel, dan rupiah di kisaran Rp 15.300 per dolar AS.