TRIBUNNEWS.COM - Entrepreneur Coffee Chat (ECC) merupakan kegiatan diskusi dan sharing, momen rutin yang diselenggarakan setiap bulannya oleh Program Studi Kewirausahaan Podomoro University dan Podomoro University Center of Entrepreneurial Leader (PUCEL).
Acara ini mengundang mengundang entrepreneur berpengalaman untuk berdiskusi maupun berbagi pengalaman mengenai perjalanan bisnisnya kepada mahasiswa/pelajar maupun entrepreneur lainnya. Dikemas dengan suasana coffee chat yang santai, ECC kembali hadir perdana setelah paska pandemi dengan mengundang Jaeysen Canily yang merupakan alumni Program Studi Kewirausahaan Podomoro University dan CEO PT Lestari Indokarya Eminen.
ECC kali ini diselenggarakan dengan judul Why Entrepreneurs Need to Preserve didukung oleh Komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang merupakan satu-satunya komunitas pengusaha yang saling memberdayakan dan terus menerus mengeksplorasi sumber daya bisnis berbasis teknologi.
Dengan mengikuti ECC diharapkan bahwa peserta dapat terinspirasi oleh perjuangan Jaeysen dalam mengembangkan usahanya, serta mendapatkan insight mengenai tantangan yang akan serta solusinya dalam merintis dan menjalankan usaha.
Entrepreneur Coffee Chat (ECC) dilaksanakan secara offline pada Sabtu, 8 Oktober 2022 di Collaboration Area, Podomoro University. ECC dimulai dengan sambutan dari Bapak Wisnu Dewobroto selaku Ketua Program Studi Kewirausahaan Podomoro University dan Kepala Bagian PUCEL yang dilanjutkan dengan sesi sharing oleh Jaeysen Canily.
Jaeysen membagikan pengalaman entrepreneurship yang dimilikinya semakin berkembang ketika memasuki masa kuliah di Program Studi Kewirausahaan Podomoro University.
Dengan mendapatkan bimbingan, Jaeysen mencoba untuk memulai dan mengembangkan berbagai usaha dalam berbagai industri seperti sepatu, makanan ringan hingga website yang mampu memperoleh omzet hingga 90 juta rupah dalah satu tahun sewaktu masih menjadi mahasiswa.
Terinspirasi dari pengalaman usaha sebelumnya, Jaeysen mendapatkan pelajaran untuk terus berkembang secara intensif dan tidak cepat merasa puas dengan kesuksesan sementara, hal ini menjadi pemicu Jeysen mulai beralih pada industri bumbu dapur.
Dalam perjalanan usaha bumbu dapur khususnya lada, Jaeysen melakukan survei dengan terjun langsung ke pasar tradisional untuk mengetahui kualitas dan jenis lada terbaik yang biasanya dibutuhkan masyarakat. Dalam permulaan bisnis setelah lulus kuliah, Jaeysen hanya memiliki satu orang sales serta satu orang professional designer serta fokus dengan investor dan distributor.
Setelah membangun fondasi yang kuat dengan fokus awal pada rempah lada, Jaeysen mendapatkan feedback yang baik dari target pasarnya. Kemudian Jaeysen dilanjutkan dengan pengembangan bisnis dengan menyajikan bumbu-bumbu lainnya.
Melalui sharing-nya, Jaeysen juga menekankan untuk mengikuti naluri dalam menemukan momen-momen yang berpotensi memberikan keberuntungan. Saat ini, bisnis Jaeysen terus berkembang dan saat ini dalam proses menegosiasi untuk akuisisi pabrik makanan bernilai puluhan milyar rupiah yang diharapkan akan membuat bisnisnya semakin berkembang.
Jaeysen merupakan salah satu bukti nyata bahwa belajar dari kegagalan dan tetap semangat membawa kesuksesan. Dalam tahap awal untuk membangun sebuah bisnis, Jaeysen pernah mengalami kegagalan namun demikian Jaeysen belajar dari pengalaman tersebut untuk bisa mencapai titik kesuksesannya sekarang.
Kegiatan ECC telah berjalan dengan baik, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan kualitas individu maupun usaha yang dimiliki. Entrepreneur Coffee Chat akan hadir kembali dengan narasumber yang tentunya sangat menginspiratif bagi calon entrepreneur maupun masyarakat lainnya.