News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kejar Target Net Zero Emission pada 2060, Subholding Gas Pertamina Kembangkan Bisnis Biomethane

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan menyampaikan total potensi biomethane di Indonesia sebesar 195 MMSCFD dengan area distribusi meliputi Riau, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk berencana mengembangkan bisnis biomethane sebagai salah satu program langkah dekarbonisasi khususnya pada industri kelapa sawit menjadi energi baru terbarukan.

Hal ini juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia dan komitmen BUMN dalam mengurangi emisi karbon agas tercapainya Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengatakan pihaknya terbuka untuk berpartner dengan berbagai pihak untuk kolaborasi dalam bisnis biomethane.

Salah satu hasil pengolahan dari limbah cair pabrik minyak kelapa sawit yang disebut dengan Palm Oil Mill Effluent (POME) dapat di olah menjadi biomethane.

Baca juga: Dukung Net Zero Emission, BRI Menanam Proyeksikan Penurunan Emisi Karbon Hingga 23 persen

Di Indonesia, sebanyak 187,5 juta Ton buah mentah sawit atau fresh fruit bunch (FFB) dapat menghasilkan 45 juta ton CPO dan POME 109,3 juta Ton yang dapat melepaskan methane ke atmosfer setara dengan 36 juta ton CO2e.

“Potensi POME diusulkan untuk diolah menjadi Biomethane yang pemanfaatannya dapat disandingkan dengan gas bumi. Biomethane dapat menjadi opsi sebagai EBT untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil,” kata Heru dalam SOE International Conference G20 di Nusa Dua Bali Senin (17/10/2022)

“Pengolahan POME membantu mengatasi permasalahan lingkungan, karena limbah cair tersebut dapat membahayakan lingkungan jika tidak diolah dan dimanfaatkan dengan tepat,” jelasnya

Total potensi Biomethane di Indonesia sebesar 195 MMSCFD dengan area distribusi meliputi Riau, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.

Ada beberapa pabrik kelapa sawit di Sumatera di sekitar jalur pipa gas bumi PGN Group yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.

“Infrastruktur gas bumi PGN Group yang sudah ada siap digunakan untuk pemanfaatan biomethane, sehingga investasi tambahan tidak diperlukan untuk pengembangan infrastruktur baru,” lanjut Heru.

Dengan karakteristik yang setara dengan gas bumi, Biomethane memiliki berbagai potensi penggunaan akhir yang juga mirip dengan gas bumi seperti bahan bakar kendaraan, generator listik, dan pemanas. Selain itu, biomethane juga lebih baik dalam hal jejak karbon yang rendah.

Menurut Heru, biomethane menarik untuk investasi dalam jangka panjang ke depan. Apalagi kondisi global saat ini, banyak industri dunia fokus pada investasi bersih berasis green energy.

Dengan pemanfaatan biomethane, investor akan mendapatkan kredit karbon pengurangan gas rumah kaca dan Bio sertifikat Green House Gas Reduction atas konversi bahan bakar dari fosil ke metana berbasis bio.

Baca juga: Menko Airlangga Dukung Produksi KBLBB untuk Akselerasi Net Zero Emission

Di Indonesia sendiri, pemerintah pun menggencarkan berbagai program energi bersih khususnya di masa transisi menuju energi terbarukan.

Sesuai Paris Agreement 2016, pemerintah menargetkan untuk penurunan emisi 29-41 persen pada tahun 2030 dengan sumber energinya menggunakan 23 persen energi terbarukan tahun 2025, dan 31 persen tahun 2050.

“Biomethane merupakan produk energi bersih berbasis bio, sehingga dapat mencegah emisi di seluruh rantai nilai. Bahan baku untuk menghasilkan biomethane juga berkelanjutan dan melimpah, sehingga dapat diolah dimanfaatkan dalam jangka panjang,” terang Heru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini