Demikian pelaku usaha harus memanfaatkan tantangan ini menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan neraca perdanganan Indonesia.
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok, Akbar Djohan mengatakan bahwa tanpa adanya perdagangan, tidak akan ada kegiatan logistik.
Pemerintah Indonesia sendiri menyatakan akan menurunkan secara bertahap biaya logistik nasional sebesar 17%, dimana hasil riset yang dipakai saat ini menyatakan bahwa biaya logistik Indonesia merupakan yang tertinggi di asean maupun di dunia yaitu sebesar 23%.
“Dengan upaya diturunkannya biaya logistik ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah, serta solusi bagi para pelaku usaha, terutama UMKM. Terlebih, KADIN Indonesia juga selalu berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan daya saing UMKM sehingga dapat membantu mereka untuk berkompetisi di pasar regional maupun internasional,” ucap Akbar.
Sejalan dengan Pak Juan dan Pak Akbar, Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Pengembangan Ekspor, Audist Subekti juga mengatakan sebagai payung dunia usaha di Indonesia, KADIN Indonesia akan membantu pelaku usaha dan UMKM dalam membuka pasar global serta membimbing untuk mendapatkan peluang ekspor.
Baca juga: Kejar Target Penurunan Emisi Karbon, Kadin Ajak Perusahaan Nasional Transisi Menuju Net Zero
“Salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekspor adalah memperkuat kapabilitas UMKM dalam digitalisasi. Digitalisasi juga menjadi kunci penting bagi UMKM dalam proses mengekspor,” ucap Audist.
Setelah memaparkan materi, panel diskusi ini dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama antara Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN Indonesia yang diwakili oleh Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok, Akbar Djohan dengan PT. Pos Indonesia yang diwakili oleh Business and Logistic Director PT. Pos Indonesia, Siti Choiriana.
Perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat perdagangan global demi meningkatkan perekonomian Indonesia.