News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Akademisi Nilai Indonesia Layak Jadi Rujukan Negara G20 Dalam Mengatasi Krisis Pangan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengatakan, Indonesia sangat layak dijadikan rujukan bagi negara lain, khususnya di G20 dalam mengatasi krisis pangan yang terus mengancam.

Pasalnya, Indonesia berhasil swasembada beras di tiga tahun beruntun, yakni 2019, 2020 dan 2021.

"Kalau kita melihat, perhatikan terkait dengan swasembada beras yang kemarin kita bahas nah kemarin kan sudah dikatakan 2019-2020 sampai 2021 kemarin kita bagus ya dalam rangka mempertahankan masalah pangan ini. Ini karena komitmen Pemerintah memberikan subsidi kemarin, subsidi pupuk kemudian kalau nelayan subsidi solar," kata Gandhi, kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

Menurut Gandhi, Indonesia juga diuntungkan dengan luas wilayah yang masih mayoritas di pulau-pulau yang memiliki daratan luas.

Baca juga: Apresiasi DPR Untuk Kementan, Optimis Indonesia Capai Swasembada di Tahun Berikutnya

"Makanya kita patut berterima kasih kepada petani walaupun kesejahteraannya tidak meningkat drastis tetapi ini patut Kita berterima kasihlah kepada petani," ucapnya.

Pengamat pertanian dan pangan ini pun meminta pemerintah mewaspadai gejolak ekonomi hingga inflasi di kemudian hari dan itu akan berdampak pada sistem ketahanan pangan Indonesia.

"Apresiasi ini perlu yang perlu Kita waspadai jangan sampai hal ini berdampak terhadap tadi, penyediaan pangan dan bisa terjadi krisis pangan gitu,” katanya.

Dikatakan Gandhi, ada tiga faktor utama yang bisa menjadi tawaran Indonesia kepada negara-negara yang sedang dilanda krisis. Di mana tiga tawaran itu sudah dijalankan oleh Pemerintah selama ini, yakni pangan lokal, food estate dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

"Nah itu kan bentuk contoh konkret itu yang dilakukan yang menurut saya harus memberikan contoh khususnya kepada negara-negara berkembang, kalau negara maju kan dia sudah industrialisasi, maksudnya sudah banyak industrialisasi pertanian juga yang mungkin lahannya tidak seluas kita," ujarnya.

"Jadi kalau menurut saya negara-negara yang lahannya luas baik itu di Afrika maupun di Asia, tiga hal tadi bisa dijadikan rekomendasi atau contoh untuk dilakukan di negara-negara mereka gitu," imbuhnya.

Sejauh ini, kata Gandhi pemerintah telah melakukan langkah-langkah tersebut dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia, dari pangan lokal, food estate hingga LP2B.

"Kita mengapresiasi juga banyak alternatif-alternatif pangan, khususnya yang dilakukan oleh Pemerintah lewat Dirjen Tanaman Pangan bukan hanya fokus ke padi, tapi sudah mendiservikasi kan pangan lokal seperti sekarang, ada penanaman sorgum dan gandum walaupun sedikit ya," katanya.

"Yang selanjutnya yaitu terkait program food estate. Nah food estate ini memang khususnya yang tanaman pangan ada yang berhasil, ada juga yang tidak berhasil. Selanjutnya yang menjadi catatan juga adalah terkait dengan kewajiban rekomendasi ke Pemerintah yang mewajibkan daerah-daerah itu untuk membuat peraturan LP2B, ini harus terus didorong," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini