TRIBUNNEWS.COM - Siapa pun setuju kalau kopi adalah minuman favorit sebagian besar generasi muda. Kehadiran warung kopi hingga kafe kekinian telah marak dijumpai di mana-mana dengan pilihan menu kopi yang kian beragam.
Apalagi, kopi yang dinikmati adalah kopi asli yang diproduksi di Indonesia dengan cita rasa otentik. Nah, berbicara soal kopi, kamu pasti tahu, kan, kalau Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi di Indonesia terus menanjak tiap tahunnya. Pada 2021, produksi kopi dalam negeri naik menjadi 765 ton setahun meningkat dari tahun 2020 yang berjumlah 753 ton.
Tak hanya dikonsumsi di dalam negeri, kopi juga jadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor tinggi yang naik setiap tahun. Sebagai contoh, Amerika Serikat jadi negara paling banyak mengimpor kopi dalam negeri dengan nilai mencapai 849 juta dolar pada tahun 2021 lalu, lho!
Apa sih yang membuat kopi Indonesia jadi favorit di dalam maupun luar negeri? Salah satu keunggulannya adalah jenis kopinya yang beragam. Meski umumnya petani kopi hanya menanam dua jenis, robusta dan arabika, biji kopi di Indonesia bisa ditanam di berbagai provinsi.
Hasilnya, banyak jenis kopi asal daerah dengan cita rasa masing-masing. Misalnya, kopi Gayo dari Aceh, kopi Sidikalang dari Sumatera Utara, dan kopi Koya asli Manado, Sulawesi Utara.
Erick Thohir dukung penuh industri kopi nasional lewat PMO Kopi Nusantara
Melihat potensi kopi sebagai komoditas utama yang menjanjikan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Kementerian BUMN menginisiasi program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara.
Erick mengatakan, melalui PMO Kopi Nusantara Kementerian BUMN berupaya membangun ekosistem yang mengutamakan petani dan mendukung penuh kebangkitan industri kopi nasional.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kopi lokal agar bisa diterima di masyarakat dalam dan luar negeri.
PMO Kopi Nusantara juga hadir sebagai bagian dari program Makmur komoditas kopi yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar. Inisiasi ini melibatkan unsur perusahaan BUMN, swasta nasional, asosiasi, dan lembaga research and development (R&D).
“Tujuan akhir kami adalah kesejahteraan para petani. Ini sejak awal saya meminta BUMN bangun ekosistem di mana BUMN tidak boleh menomorduakan petani,” ujar Erick.
Sejak diluncurkan pada Januari 2022, PMO Kopi Nusantara telah berhasil memberikan dampak bagi kemajuan komoditas kopi di Indonesia.
PMO Kopi Nusantara juga sudah menjalankan pilot projects yang tersebar di enam provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Aceh dan telah memanfaatkan total lebih dari 7 ribu hektare lahan dengan melibatkan lebih dari 4 ribu petani sebagai garda terdepan dalam alur produksi kopi.
Pameran kopi di Belanda buktikan kesungguhan Erick
Enggak kalah menginspirasi, lewat PMO Kopi Nusantara, Erick juga berhasil memperluas jangkauan pasar global kopi Indonesia dengan menggelar pameran Pasar Kopi bersama Roemah Indonesia BV, Amsterdam, Belanda, di mana Erick hadir secara langsung untuk mendukung pameran tersebut.
Pada pameran tersebut, terdapat berbagai kopi yang berasal dari 11 daerah di Indonesia, yakni Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Kerinci, Lampung, Java Preanger (meliputi area Garut dan Bandung), Dieng, Bali, Kintamani, Flores, dan Toraja.
Melansir Kompas, pameran PMO Kopi Nusantara menghasilkan transaksi awal yang diperoleh mencapai 5,6 juta dollar AS atau setara dengan Rp 83 miliar (kurs Rp 14.830 per dollar AS).
“Transaksi antara Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara dan para importir kopi Belanda ini nilai transaksi awal mencapai 5,6 juta dollar AS. Ini berdampak baik pada petani kopi,” kata Erick dikutip dari Instagram @erickthohir, Jumat (9/9/2022).
Nilai transaksi fantastis tersebut adalah mimpi yang telah lama ingin diwujudkannya. Sebab, menurut mantan presiden Inter Milan tersebut, untuk mendorong keberlangsungan kopi Indonesia, maka petani kopi Indonesia harus dilindungi.
“Ini mimpi kami yang akhirnya bisa diwujudkan dalam membangun ekosistem yang baik. Kami di BUMN memberikan pembiayaan kepada petani, sekaligus membentuk hasil produksi kopi BUMN dan selanjutnya kami membutuhkan para pembeli,” ujar dia.
Akan sambut para petani milenial
Ke depannya Erick akan memfokuskan untuk melibatkan banyak pihak dalam mengembangkan PMO Kopi Nusantara, mengingat era milenial sangat kental dengan berbagai kolaborasi.
"Apalagi di era milenial saat ini, sekarang eranya kolaborasi, bukan konglomerasi atau jalan sendiri-sendiri," ucap Erick.
Kabar baiknya lagi, Erick dan PMO Kopi Nusantara juga akan melibatkan para petani milenial yang mampu mengembangkan kopi di Indonesia melalui bantuan teknologi. Dengan begitu, kopi lokal bisa makin diterima di dalam dan luar negeri.
Bukan tak mungkin, akan lebih banyak produk kopi yang kian beragam dan kafe kopi yang makin keren di sekitarmu!
Gimana nih, guys? Makin bangga, kan, jadi penikmat kopi tanah air?