News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resesi Ekonomi

Menko Luhut: Hadapi Ancaman Resesi Harus Kompak

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (KemenkoMarves) Luhut Binsar Pandjaitan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (7/10/2022). Luhut Binsar Pandjaitan meminta seluruh pihak menjaga kekompakan menyikapi ancaman resesi 2023.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta seluruh pihak menjaga kekompakan menyikapi ancaman resesi 2023.

Menurut Luhut, ketidakpastian global tahun depan menjadi tugas bersama baik itu pemerintah maupun di kalangan masyarakat.

"Mari kita bekerja bersama-sama kita harus kompak menghadapi tekanan global yang menerpa semua negara di dunia," kata Luhut dalam webinar bertemakan Ancaman Resesi Global: Transisi Ekonomi Hijau di Persimpangan Jalan, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Luhut: Presiden Jokowi Minta Tony Blair Promosikan Ibu Kota Nusantara ke Dunia Internasional

Menko Luhut optimistis Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 meski saat ini dibayangi ancaman resesi ekonomi global.

Rasa optimis tersebut disebabkan pencapaian ekonomi Indonesia saat ini yang berjalan dengan baik, satu diantaranya pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen.

"Sampai hari ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kita masih mampu memitigasi banyak masalah-masalah," urainya.

Kata Luhut, Indonesia juga terbukti tidak masuk dalam daftar pasien International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF). Bahkan IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak positif di kisaran 4-5 persen tahun 2023.

Baca juga: Pemerintah Optimis RI Akan Jadi Negara Maju pada 2045 Meski Ada Resesi, Ini Langkah yang Ditempuhnya

"Itu dibarengi dengan investasi yang terus meningkat dan Indonesia masih menyandang status investment grade," tuturnya.

Untuk mencapai target menjadi negara maju, kata Luhut, ada lima langkah strategis yang mesti dilakukan. Pertama, Indonesia harus mampu mengendalikan proses recovery atau pemulihan dari pandemi Covid-19, termasuk potensi ancaman pandemi lain di masa depan.

Yang kedua menjalankan transformasi struktural ekonomi Indonesia dari ekonomi berbasis komoditas menuju ekonomi berbasis industri yang bernilai tambah. Ketiga, peningkatan efisiensi ekonomi yang semakin dimasifkan melalui digitalisasi.

Kemudian keempat, penguatan ketahanan ekonomi melalui pendekatan bottom up atau bawah, seperti melalui dana desa. "Terakhir yang kelima, secara berkelanjutan melakukan transformasi ekonomi menuju low carbon economy," pungkas purnawirawan jenderal TNI bintang empat tersebut.

Energi Fosil

Koordinator Penyiapan Program Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Qatro Romandhi menyampaikan Kementerian ESDM menyusun strategi pengurangan energi fosil.

Baca juga: Jaga Keuangan Negara di Tengah Ancaman Resesi, Faisal Basri Minta Pemerintah Tunda Pembangunan IKN

"Kementerian ESDM memiliki beberapa strategi implementasi dalam mengurangi pemanfaatan energi fosil dan perencanaan energi baru terbarukan (EBT) jangka panjang," kata Qatro.

Pertama, imbuh dia, yakni menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara. Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 yang mengatur mengenai pengaturan percepatan pengembangan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan.

Selanjutnya, percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan PLT Bayu.

"Contohnya di Kalimantan Utara itu dibangun pembangkit listrik tenaga air untuk melistriki. Dan disebutkan bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah merencanakan untuk membangun 20,9 giga watt berasal dari PLT EBT," ujar Qatro.

Strategi implementasi selanjutnya adalah penggunaan teknologi yang efisien, yang berada di sektor pengguna, di antaranya sektor industri, bangunan, gedung, rumah tangga, dan transportasi.

"Ini yang perlu kita sama-sama membantu supaya penggunaan energi final bisa turun," kata Qatro.

Baca juga: Dua Orang Terkaya di Dunia Kompak Peringatkan soal Resesi Global

Lebih lanjut, Kementerian ESDM juga terus mempromosikan penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi. Strategi tersebut dilancarkan mengingat produksi minyak terus mengalami penurunan, sedangkan konsumsi tidak pernah turun.

Konsumsi energi selalu meningkat karena pertumbuhan mobil listrik dengan pertumbuhan kebutuhan mobil dengan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE) tidak sama.

"Artinya pada saat produk minyak terus menurun, sementara yang diperlukan tinggi, pasar dalam negeri akan memerlukan import dan cara mengurangi ketergantungannya dengan beralih ke EBT," pungkasnya. (Tribun Network/nas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini