Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menceritakan, dirinya tidak menyangka saat ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk masuk ke dalam jajaran Menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Saat dirinya resmi duduk di kursi Mendag, pria yang akrab disapa Zulhas ini juga menyadari bahwa banyak orang yang meragukan kapabilitasnya sebagai Menteri.
"Saya tidak pernah cita-cita menjadi mendag dan tak terbayang. Tapi garis tangan membawa saya jadi Mendag," ucap Mendag Zulhas di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
"Banyak teman saya yang melarang. Karena orang kalau mau kerja itu harus sedia payung sebelum hujan, tapi di Kementerian Perdagangan sudah banjir, alias sudah banyak masalah. (Selain) dilarang, tapi juga sebagian teman saya meragukan, apa bisa Zulkifli Hasan ngurusin usaha," sambungnya.
Baca juga: UMKM Perlu Simak Tips Ini: Jalankan Strategi Branding yang Tepat Pacu Penjualan Lewat Medsos
Meski banyak anggapan miring tentang dirinya, Zulhas yakin mampu mengerjakan tugasnya di Kementerian Perdagangan dengan baik.
Lantaran, dirinya memiliki pengalaman sebagai pengusaha yang cukup cemerlang. Sehingga dirinya mengerti permasalahan yang terjadi dalam kegiatan di dunia usaha atau perdagangan.
Zulhas menceritakan, sejak usia 6 tahun, dirinya sudah mulai belajar berdagang.
Bahkan, di usia 20 tahun, dirinya sudah memiliki gerai ritel di 20 provinsi. Selain itu, juga mengklaim memiliki toko grosir di lebih dari 100 kabupaten.
"Saya terlatih sejak umur 6 tahun sudah belajar berdagang dan melakukan kegiatan dagang. Kemudian umur 20 tahun sudah (memiliki usaha) di 20 provinsi di 100 lebih kabupaten," ungkap Zulhas.
"Jadi, kalau soal UMKM atau soal pasar, saya sangat pengalaman, terlatih, dan sehari-hari dulu disitu. Jadi saya paham betul," lanjutnya.
Baca juga: Literasi dan Alokasi Keuangan, Kunci Pengembangan Usaha bagi Bisnis UMKM
Zulhas mengklaim, capaian yang telah dilakukan selama menjadi Menteri Perdagangan yaitu sukses menjinakkan harga minyak goreng yang awalnya cukup tinggi, dan turun menjadi Rp14.000 per liter.
Tak hanya permasalahan minyak goreng, Zulhas juga mengklaim sukses menaikkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik masyarakat menjadi Rp2.000 per kilogram. Sebelumnya harga TBS sempat anjlok ke level Rp600 per kilogram.
"Kemarin harga minyak goreng dalam 2 minggu saya bilang (bisa turun menjadi) Rp14 ribu. Saya tau caranya. Karena memang saya terlatih dan mengerti instrumen-instrumen itu," pungkas Zulhas.