News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IESR: Harga PLTS Atap Makin Murah, Bisa Digunakan untuk Perumahan

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Instalasi PLTS Atap.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa,  menyampaikan, secara umum Indonesia memperlihatkan kemajuan sejak 2018, meski tergolong lambat dalam mendorong pengembangan energi surya. 

Menurutnya, perlu sejumlah reformasi di sisi regulasi dan implementasinya terutama menjelang tenggat waktu realisasikan target yang hanya tinggal 3 tahun.

“PLTS atap dengan potensi teknis mencapai 655 GWp untuk bangunan rumah saja, bisa dibangun dengan cepat, melibatkan investasi dari masyarakat, tanpa membebani pemerintah," ujarnya.

"Selain mengharapkan tambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan dari implementasi RUPTL PLN 2021 hingga 2030, PLTS atap dapat menutupi kesenjangan dengan target bauran energi terbarukan di 2025 sebesar 3 hingga 4 GW,” ujar Fabby dalam acara "Shine Bright: Advancing G20 Solar Leadership", Kamis (27/10/2022).

Fabby menambahkan, yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan PT PLN adalah tidak menghalangi perizinan instalasi PLTS atap dan mendukung pemanfaatan PLTS Atap oleh industri, bisnis, dan rumah tangga dengan memberikan kemudahan. 

“Ketersediaan pendanaan berupa kredit lunak dari lembaga keuangan dapat mendukung adopsi PLTS atap skala rumah tangga. Selain itu, mendorong pemanfaatan PLTS di kawasan industri dan di wilayah usaha non-PLN juga perlu dilakukan," katanya. 

Baca juga: PLTS Atap Makin Diminati Dunia Usaha dan Industri Setelah 5 Tahun GNSSA Digulirkan

Berdasarkan catatan ISEO 2023, kemajuan energi surya Indonesia terlihat dari turunnya harga listrik PLTS yang diperoleh melalui perjanjian pembelian tenaga listrik power purchase agreement (PPA) oleh PT PLN dengan pengembang listrik swasta. 

Antara rentang 2015 dan 2022, harga PPA PLTS telah turun sekitar 78 persen dari 0,25 dolar Amerika Serikat (AS) per kWh menjadi 0,056 dolar AS per kWh. 

"IESR meyakini seiring dengan bertambahnya proyek PLTS skala besar, turunnya harga modul surya, dan membaiknya iklim investasi, harga investasi PLTS per unit akan terus turun, mendekati trend harga di dunia," tutur Fabby.

Baca juga: Tarif Listrik Naik, PLTS Atap Jadi Makin Menarik Digunakan

Dari sisi perkembangan project pipeline untuk PLTS skala besar, saat ini terdapat delapan proyek dengan total kapasitas 585 MWp telah dilelangkan.

“Dalam hal PLTS berskala utilitas, Indonesia memiliki potensi  PLTS terapung. Pengembangannya di masa depan dapat menjadikan Indonesia sebagai leader, dan sekaligus mewujudkan kepemimpinan Indonesia dalam hal transisi energi dan pemanfaatan energi surya di G20 dan di ASEAN,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini