Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional, pemerintah berupaya menjaga permintaan terhadap produk-produk otomotif.
Pada 2021 lalu, pemerintah memberikan stimulus Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk setiap pembelian mobil baru di bawah 1.500 cc dan 2.000 cc.
Menghadapi isu resesi global pada 2023, pemerintah disebut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita tengah menyiapkan berbagai langkah agar industri otomotif tetap memiliki permintaan tinggi.
"Untuk menjaga demand adalah dengan menjaga pertumbuhan sektor manufaktur. Tentu kita harus menjaga demand.
Baca juga: Hadirkan Konten Otomotif Terkini, Garage Life Season 4 Siap Mengulik Berbagai Modifikasi
Itu nanti harus dibantu berbagai kebijakan pemerintah dari mulai insentif maupun stimulus, ini pasti akan kita pelajari, kita kaji, nanti untuk membantu agar industri tidak mengalami perlambatan.
Khususnya dalam industri manufakturnya," tutur Agus dalam acara Link and Match di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Hal yang menjadi perhatian lainnya oleh pemerintah ialah suplai komponen. Dengan terganggunya pasar global tentu akan memengaruhi industri di dalam negeri.
Pemerintah sendiri tengah melakukan pendataan berbagai rantai pasok industri otomotif agar ke depannya tidak menggangu produksi.
"Isu yang harus kita perhatikan karena input (komponen) semakin sulit untuk didapat dan juga harganya semakin tinggi, itu yang juga akan membuat industri manufaktur kita kesulitan.
Hal-hal ini yang harus kita perhatikan oleh pemerintah. Jadi banyak faktor yang harus kita perhatikan, kita detailkan agar supaya menjaga industri manufaktur baik," jelas Menperin.