Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2022 berada di angka 5,8 persen secara tahun ke tahun (year on year/yoy).
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan, prediksi tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Bank Sentral di sepanjang bulan ini.
"Data inflasi kita pada bulan lalu mendekati 6 persen, yakni 5,9 persen. Survei kami yang terakhir menunjukkan bulan Oktober inflasi kita sedikit turun 5,8 persen," ucap Dody dalam acara GNPIP Sulawesi Tengah, dikutip Selasa (1/11/2022).
Dirinya mengungkapkan, risiko inflasi tinggi tidak hanya mengancam Indonesia. Namun juga seluruh negara-negara di dunia.
Baca juga: Deputi Bank Indonesia Sebut BI Naikkan Suku Bunga untuk Menekan Lonjakan Inflasi
Penyebab melonjaknya IHK yakni adanya gangguan rantai pasok global, baik itu sektor pangan maupun energi.
Dody memastikan, BI akan terus melakukan berbagai upaya bersama stakeholder terkait untuk menjinakkan inflasi tinggi di Tanah Air.
"Risiko harga komoditas masih akan tinggi ke depannya. Oleh karena itu, tag-nya adalah dunia sedang tidak baik-baik saja," ucap Dody.
"Kita bukan menakutkan, tapi bagaimana kita memitigasi. Karena semua negara sedang berperang dengan ancaman yang sama yaitu menaikkan suku bunga, apapun risikonya yang dihadapi," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, hari ini (1/11/2022) Badan Pusat Statistik atau BPS akan merilis laporan inflasi Indonesia pada Oktober 2022.
Sebelumnya, pada periode September 2022 tercatat inflasi sebesar 1,17 persen secara bulan ke bulan (month to month/mtm), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,87.
Namun jika dilihat secara tahun ke tahun (year on year/yoy) inflasi September 2022 menembus 5,95 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, inflasi dari bulan ke bulan merupakan yang tertinggi sejak November 2014.
"Inflasi September 2022 yang sebesar 1,17 persen ini merupakan tertinggi sejak Desember 2014. Pada saat itu inflasi 2,46 persen sebagai akibat harga BBM pada November 2014," ucap Margo dalam konferensi pers BPS, Senin (3/10/2022).
"Dengan demikian, inflasi tahun kalender 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun 5,95 persen," sambungnya.
Margo mengungkapkan, penyumbang inflasi September 2022 adalah berasal dari kenaikan bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, solar, tarif angkutan antar kota, hingga tarif kendaraan online.