Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong terciptanya empat sumber ekonomi baru dalam mendukung ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi baru ini juga diyakini dapat meningkatkan lapangan kerja hinga penerimaan negara ke depannya.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, setidaknya ada empat potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang sudah ada di depan mata.
Pertama yaitu hilirisasi industri minerba.
Baca juga: Harga BBM Mahal, Joe Biden Gertak Perusahaan Minyak yang Manfaatkan Runyamnya Ekonomi AS
“Pemerintah Indonesia sudah melarang ekspor komoditas minerba dalam bentuk mentah. Selain memberikan nilai tambah berkali lipat, hilirisasi industri minerba telah menambah lapangan pekerjaan dan secara langsung meningkatkan penerimaan negara. Pemerintah telah memberikan insentif fiskal untuk melanjutkan inisiatif ini,” ujarnya dalam acara The Indonesia Summit 2023 yang ditulis Rabu (2/11/2022)
Acara yang digelar PT Bank Danamon Indonesia Tbk bersama dengan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan MUFG Bank, Ltd., membahas tantangan dan peluang ekonomi di 2023.
Menurut Suahasil, sumber ekonomi baru yang kedua adalah mendorong penggunaan produk dalam negeri.
Hal ini sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selalu menekankan gunakan produk dalam negeri.
“APBN kita tahun 2023 itu lebih dari Rp 3.000 triliun dan hampir Rp 750 triliun di antaranya bisa digunakan untuk belanja produk dalam negeri. Alokasi belanja ini, meski jangka pendek bisa menjadi sumber pertumbuhan baru,” paparnya.
Sedangkan, sumber ekonomi baru yang ketiga ialah transformasi ekonomi hijau.
Transformasi ini akan membuka banyak peluang baru dan untuk itu Indonesia tidak ragu berkomitmen terhadap agenda perubahan iklim, di mana Indonesia berkomitmen menuju Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat dari tahun itu.
“Ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu mengurangi penggunaan energi fosil dan bersamaan dengan itu membangun pembangkit energi terbarukan,” ujarnya
Keempat, kata Suahasil, Indonesia perlu memperdalam sektor keuangan.
Baca juga: Itjen Kemendagri Dorong Inspektur Daerah Serius Kawal Pemulihan Ekonomi
Ia menyebut, agenda ini semi jangka pendek dan saat ini sedang dalam proses penyusunan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK).
“Permasalahan saat ini, sektor keuangan Indonesia masih sangat dangkal sementara industri ini menghadapi disrupsi teknologi yang massif. Maka diperlukan reformasi sektor keuangan dengan meningkatkan akses jasa keuangan," paparnya.
"Kemudian memperluas sumber pembiayaan jangka panjang meningkatkan daya saing dan efisiensi, serta meningkatkan perlindungan investor dan konsumen,” sambung Suahasil.
Dalam acara ini, Danamon bersama Adira Finance dan MUFG Bank menegaskan kembali komitmen grup dalam mendorong pertumbuhan ekosistem otomotif yang berkelanjutan di Indonesia.
Direktur Utama Danamon Yasushi Itagaki, meski tengah menghadapi krisis global, keadaan ekonomi Indonesia masih dalam posisi yang relatif lebih solid.
Baca juga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Raih Akreditasi AACSB
"Posisi kuat Indonesia saat ini selain faktor komoditas, juga disebabkan keberhasilan pemerintah dalam mengelola ekonomi fiskal, perdagangan, dan lainnya," katanya.
Yasushi berharap, pelaku industri menyambut 2023 dengan optimisme tinggi dan berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan semua partner.
Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila mengatakan, komitmen perseroan mendukung industri otomotif di Indonesia bersifat jangka panjang, bukan sebatas satu dekade atau hanya untuk 10 tahun.
“Karena itu, dengan dukungan MUFG Bank dan Danamon, kami sangat optimistis dapat memberikan solusi pembiayaan dan keuangan yang komprehensif (end-to-end) bagi konsumen,” tutur Dewa.
Executive Officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank Ltd Jakarta Branch Kazushige Nakajima menyatakan optimismenya terhadap prospek pertumbuhan jangka Panjang ekonomi Indonesia yang didorong faktor demografi, komitmen pemerintah terhadap investasi asing, dan pembangunan infrastruktur.
“Kami juga dimotivasi oleh visi keberlanjutan yang akan membuat perubahan berarti di masyarakat tempat kami beroperasi. Dengan bantuan mitra strategis kami di Indonesia, saya sangat senang dengan dampak yang akan kami hasilkan dalam pembangunan Indonesia ke depan,” Kazushige.