News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

APPSI Sambut Rencana Harga Kedelai Turun Bulan Desember: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu dan Tempe    

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perajin tahu tempe di Cibuntu, bandung sedang memeriksa kedelai

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono memberi pandangannya apabila harga kedelai bisa menyentuh Rp 10.000 per kilogram (kg) pada Desember mendatang.

Menurut dia, bila itu bisa terjadi, mampu menjadi kabar yang menggembirakan bagi pedagang tahu dan tempe.

"Tentu dapat menjadi berkah bagi pedagang yang selama ini berkurang omsetnya akibat daya beli masyarakat menurun," ujar Sudaryono ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (8/11/2022).

Ia mengatakan penurunan harga itu bisa berdampak pada konsumsi kedelai masyarakat.

Turunnya harga disebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersumber dari kedelai secara cukup. Terutama tahu dan tempe.

Baca juga: Gakoptindo Tunggu Aksi Pemerintah Turunkan Harga Kedelai Jadi Rp 10 Ribu per Kilogram Pada Desember

"Peningkatan konsumsi masyarakat tentu meningkatkan omset pedagang terutama menjelang natal dan tahun baru," kata Sudaryono.

Ia merasa penurunan sampai di angka Rp 10.000 per kg sudah cukup.

"Itu sudah kembali ke harga normal dan stabil seperti sebelumnya," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memperkirakan harga kedelai turun pada November dan Desember ini.

Penurunan harga kedelai tersebut lantaran impor kedelai yang kembali dilakukan oleh Bulog atas perintah dari Presiden.

“Ini juga sudah kita undang beberapa pelaku usaha kedelai supaya bisa bantu mengenai kenaikan harga hari ini yang dibentuk 2 - 3 bulan lalu. Harusnya November - Desember ini harga sudah turun,” kata Arief di di Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (7/11/2022).

Keputusan impor ini datang dari sistem yang dimiliki oleh Bapanas. Sistem tersebut memungkinkan mereka mendapatkan peringatan lebih dini mengenai stok kedelai.

“Dalam pragnosa kita, stok kedelai itu sampai dengan pertengahan November. Jadi, dari early warning sistem milik kami, kemudian mengambil dari Inatrade, kita monitor berapa realisasi impor dan berapa stok yang ada saat ini,” ujar Arief.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini