Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amazon menjadi perusahaan teknologi terbaru setelah Meta dan Twitter, yang memberhentikan karyawannya di unit yang gagal menghasilkan keuntungan tahun ini.
Amazon.com Inc sedang melakukan peninjauan terhadap bisnisnya yang tidak menguntungkan, termasuk unit perangkat lunak yang menaungi asisten suara virtual Alexa, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Kamis (10/11/2022).
Setelah peninjauan selama berbulan-bulan, Amazon memberi tahu karyawan di beberapa unit yang tidak menguntungkan untuk mencari pekerjaan di tempat lain karena proyek mereka mungkin akan segera ditutup atau ditangguhkan.
Baca juga: Pendapatan Anjlok, Raksasa Hiburan Disney Bakal PHK Karyawan, Ini Isi Memo dari CEO
Selain itu, raksasa teknologi itu juga memindahkan staf dari tim tertentu ke unit yang lebih menguntungkan dan menutup tim di unit robotika dan ritel, berdasarkan laporan WSJ.
Seorang insinyur perangkat lunak di Amazon Robotics AI, Jamie Zhang, memberi tahu dalam postingan LinkedIn-nya bahwa dia dan seluruh tim robotika perusahaan telah diberhentikan.
“Masa kerja 1,5 tahun saya di Amazon Robotics AI berakhir dengan PHK yang mengejutkan (seluruh tim robotika kami telah pergi!) Merupakan perjalanan yang luar biasa untuk bekerja bersama para pemimpin dan insinyur yang luar biasa, dan untuk saya bagian untuk membantu membangun sistem terdistribusi berskala besar melalui AWS untuk pipeline CI/CD robotika kami," tulis Zhang dalam postingannya, yang dikutip dari Live Mint.
Baca juga: Meta PHK 11.000 Karyawan, Kelompok Big Tech Makin Pudar
Amazon dilaporkan sedang mengevaluasi bisnis Alexa-nya dan saat ini mempertimbangkan apakah harus fokus menambahkan kemampuan baru ke asisten suara yang tersedia di berbagai perangkat Amazon, tambah laporan itu.
Menambahkan kemampuan berarti membutuhkan investasi yang lebih besar, dan banyak pelanggan menggunakan perangkat hanya untuk berbagi beberapa fungsi, menurut laporan tersebut.
Dikutip dari Business Today, pekan lalu raksasa e-commerce itu mengumumkan dalam memo internal bahwa perusahaan akan mulai membekukan perekrutan karyawan di tengah gejolak kondisi ekonomi saat ini.
Baca juga: Sejumlah Perusahaan Teknologi Dunia Lakukan PHK Massal, Mulai dari Twitter hingga yang Terbaru Meta
Wakil Presiden Senior People Experience and Technology di perusahaan tersebut, Beth Galetti, mencatat dalam memo tersebut, “Dengan ekonomi di tempat yang tidak pasti dan mengingat berapa banyak orang yang telah kami pekerjakan dalam beberapa tahun terakhir, Andy dan S-team memutuskan minggu ini untuk menghentikan perekrutan tambahan baru dalam tenaga kerja korporat kami.”
Dia menambahkan, pembekuan karyawan akan berlangsung beberapa bulan. Namun Amazon bertekad terus mempekerjakan karyawan baru untuk "proyek yang ditargetkan" serta mengganti karyawan yang meninggalkan perusahaan dengan sukarela.
"Kami akan merekrut karyawan baru untuk menggantikan karyawan yang beralih ke peluang baru, dan ada beberapa tempat yang ditargetkan di mana kami akan terus mempekerjakan orang secara bertahap," ujar Galetti.