TRIBUNNEWS.COM, BALI- Bloomberg NEF Summit, merupakan salah satu side event di G20 dan B20, di Nusa Dua Bali pada Minggu(12/11).
Forum internasional tersebut juga turut mengundang Anies Baswedan untuk berbagi pengalaman mengerjakan aksi iklim saat dirinya diamanatkan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Sebuah kehormatan diundang sebagai pembicara dalam acara Bloomberg NEF Summit, untuk bisa berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta selama 2017-2022 dalam menghadapi perubahan iklim,” ucap Anies.
Baca juga: PGN Terapkan Budaya K3 di Pengelolaan Usaha Gas Bumi
Seperti diketahui Jakarta telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada 2020, ini bahkan melampaui target penurunan 30% di 2030. Anies juga memaparkan prinsip-prinsip yang selalu menjadi pedoman dalam mengerjakan aksi iklim di Jakarta.
“Pertama adalah Selesaikan akar masalahnya dengan mengubah kota yang tadinya car oriented development menjadi Transit Oriented Development.
Selanjutnya kerjakan itu dengan kolaborasi,kami berkolaborasi dengan berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengajak warga kota terlibat juga,” paparnya.
“Selain itu perlu pengambilan kebijakan yang selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan. Meminta masukan dari para ahlinya, termasuk belajar dari kota/ negara lain di dunia yang juga menghadapi masalah serupa,” tambahnya.
Calon Presiden dari Partai Nasdem ini juga menegaskan pentingnya kemauan politik yang kuat (strong political will) untuk menerjemahkan kebijakan ke dalam aksi iklim dan tetap dalam jangkauan kemampuan fiskal kita.
“Saya beri contoh dulu ketika kami di Jakarta, kita mulai dengan mengkonversi kendaraan untuk menggunakan listrik. Jadi ada dua tahap pertama mengkonversi publik ke kendaraan umum dan kendaraan umumnya berbasis listrik,” jelasnya
Baca juga: Kader HMI Kritik Kinerja Anies Baswedan Semasa Menjabat Gubernur DKI Jakarta
“Jadi dua-duanya, pertama mengurangi kemacetan dan mengurangi emisi yang ada di kota. Ini akan jadi arah ke depan. Dan agendanya memang global tapi aksinya dilakukan di tingkat yang paling lokal,” lanjutnya.
G20 memiliki peran penting yang menentukan langkah dan upaya dalam menghadapi krisis iklim. Maka diperlukan integrasi vertikal antara pemerintah nasional dengan pemerintah-pemerintah lokal. Dimana setiap kebijakan di tingkat lokal harus selaras dengan kebijakan dan target di level nasional.(*)