Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DHAHRAN – Aramco, salah satu perusahaan energi dan bahan kimia terintegrasi terkemuka di dunia, dan PT Pertamina (Persero) Indonesia sedang menjajaki kolaborasi di seluruh rantai nilai hidrogen dan amonia.
Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman yang menguraikan kerja sama masa depan di jalur utama transisi energi, dalam upacara yang berlangsung bersamaan dengan KTT B20 di Bali, forum dialog resmi G20 dengan komunitas bisnis global.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dan Mohammed Y. Al Qahtani, Senior Vice President Downstream Aramco.
Baca juga: Pertamina: COP27 Dorong Masyarakat Global Tingkatkan Kontribusi terhadap Penanganan Perubahan Iklim
Adapun, anggota G20 dan perusahaan energi global telah bersama-sama berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi krisis energi global yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia dan menjadi latar belakang KTT G20 di Bali.
“Sebagai sebuah perusahaan, ambisi kami adalah untuk mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih pada lingkup 1 dan 2 di seluruh aset yang dioperasikan sepenuhnya milik kami pada 2050,” kata Al Qahtani.
Sementara itu, Nicke mengatakan bahwa transisi energi tidak boleh membahayakan ketahanan dan keterjangkauan energi, terutama bagi negara-negara yang masih bergantung pada bahan bakar fosil.
Oleh karena itu, Pertamina memutuskan untuk mengembangkan program dekarbonisasi melalui penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS).
Nicke juga berharap bahwa hidrogen dan amonia dapat memainkan peran kunci dalam aktivitas ekonomi netral iklim di masa depan.