Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Public Relation Uluwatu, Nyoman Adi Ardika mengatakan, terjadi penurunan wisatawan pada pertujukan Tari Kecak Uluwatu, ditengah perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali.
Menurut Nyoman, penurunan itu terjadi lantaran akses lalu lintas menuju Uluwatu dilakukan buka tutup jalan dan ganjil genap bagi kendaraan roda empat.
"Kemarin dua hari yang lalu masih sekitar 1.200-an orang bahkan sebelumnya kita hampir (tampil) sehari dua kali, tapi dengan adanya G20 tentunya ada akses ke sini dibatasi, salah satunya karena ganjil genap," kata Nyoman, di Uluwatu, Rabu (16/11/2022).
Dikatakan Nyoman, biasanya pertunjukan dilakukan dua sesi per hari dengan kapasitas penuh 1.200 orang. Namun, terhitung dua hari sejak gelaran G20 berlangsung, aksi Tari Kecak Uluwatu hanya digelar satu kali.
Baca juga: Acara KTT G20 Sempat Ngaret, Presiden Jokowi Ajak Official Media Keliling Taman Hutan Raya
"Dua kali itu artinya, 1200 orang pada sesi pertama. Kedua, mungkin 500 orang ada 700 orang," ucap Nyoman.
"Tadi ada 1000-an orang, namun kami maklum dan semoga mudah-mudahan setelah G20 kebali meningkat," sambungnya.
Kendati demikian, Nyoman mengaku, dirinya mendukung penuh gelaran G20 meski berdampak pada penurunan jumlah wisatawan.
"Kita doakan semoga G20 sukses dan itu sekaligus sebagai public relationsnya kita ya, Bali dan Indonesia secara umum," tuturnya.
Selanjutnya, Nyoman berharap jumlah wisatawan dapat meningkat usai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
"Harapan kami hari ini paling tidak sampai tiga hari ke depan masih diblok akses ke sini. Mungkin itu salah satu pengaruhnya pengunjungnya tidak seperti biasanya. Tapi ini juga udah lumayan karena 1000-an orang," tegasnya.
Baca juga: Warga Tangerang Kini Bisa Membuat Administrasi Kependudukan di Tempat Wisata
Terakhir, Nyoman menambahkan, pertunjukan Tari Kecak ini sudah berlangsung sejak tujuh bulan lalu atau sekitar April 2022. Hal itu sesuai keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Lima Destinasi Super Prioritas.