Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan beberapa ekonomi utama menghadapi risiko nyata tergelincir ke dalam resesi karena perang di Ukraina, meningkatnya harga pangan dan bahan bakar, serta melonjaknya inflasi.
Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan hal tersebut di sela-sela pertemuan para pemimpin G20 di Bali, Indonesia hari ini, Rabu (16/11/2022).
"Ini mungkin tidak terjadi di mana-mana, tetapi beberapa negara utama berisiko jatuh ke dalam resesi. Tentu saja, dampaknya bisa sangat signifikan bagi pasar negara berkembang dan negara miskin, yang membutuhkan permintaan eksternal dari negara maju untuk pulih," kata Ngozi Okonjo-Iweala, seperti dikutip dari Reuters.
Baca juga: Raksasa Teknologi Kompak Lakukan PHK Massal, Goldman Sachs: Ini Bukan Sinyal Resesi
Badan perdagangan dunia yang berbasis di Jenewa, Swiss, pada bulan lalu memproyeksikan perdagangan global naik hanya 1 persen pada 2023, turun tajam dari perkiraan kenaikan 3,5 persen untuk tahun ini.
"Ada begitu banyak ketidakpastian dan sebagian besar risiko berada pada sisi negatifnya, seperti dampak dari perang di Ukraina dan hambatan dari inflasi," katanya.
Pembicaraan hari kedua para pemimpin kelompok G20 hari ini terganggu oleh pertemuan darurat untuk membahas laporan pendaratan rudal di wilayah Polandia, menambah ketidakpastian atas dampak ekonomi dari perang di Ukraina.
Okonjo-Iweala mengatakan dia telah meminta para pemimpin G20 untuk menghapus pembatasan ekspor pangan, yang telah meningkat dan merugikan negara-negara miskin karena menimbulkan kenaikan harga pangan.
Di antara titik terang yang Okonjo-Iweala catat, pertemuan Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 untuk memperbaiki hubungan bilateral yang tegang di antara ketidakpastian yang membebani prospek pemulihan global.
"Orang tidak ingin membaca terlalu banyak, tapi selalu baik ketika dua ekonomi terbesar di dunia berbicara satu sama lain," kata Okonjo-Iweala tentang pertemuan pemimpin AS-China di KTT G20.
Okonjo-Iweala mengatakan dia sangat berharap beberapa terobosan akan dilakukan untuk mereformasi sistem penyelesaian sengketa WTO, yang telah lumpuh sejak 2019 ketika pemerintah mantan Presiden AS Donald Trump memblokir penunjukan hakim untuk badan banding arbitrase global dalam sengketa perdagangan.
Baca juga: Belanja Produk UMKM Bisa Tangkal Resesi, Bagaimana Bisa? Ini Penjelasan Pakar!
"Orang Amerika berkonsultasi secara aktif dengan anggota lain di tingkat informal," katanya, seraya menambahkan keterlibatan AS yang lebih kuat akan membantu mempercepat kemajuan reformasi mulai awal tahun depan.
Dalam sebuah pertemuan pada September, para menteri perdagangan dari negara-negara maju Group of Seven (G7) sepakat untuk bekerja menuju sistem penyelesaian sengketa WTO yang berfungsi pada 2014.