Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perluasan pasar untuk produk hasil dari perkebunan dalam negeri terus dilakukan untuk memperkuat ekonomi.
Untuk itu, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjalin kerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food) untuk mendukung pengembangan produk dan perluasan pangsa pasar teh Indonesia.
Kerja sama keduanya akan dimulai dengan PTPN IV yang berencana mengakuisisi perkebunan teh milik PT Mitra Kerinci, sebagai anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, mengatakan penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat ini merupakan bagian dari rencana integrasi BUMN Perkebunan dan Pangan guna pemenuhan ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Langkah PTPN Dukung Transisi Energi, Mengolah Limbah Cair Kelapa Sawit Hingga Manfaatkan Tebu
Setelah penandatangan perjanjian jual beli aset bersyarat ini, baik management PTPN IV maupun PT Mitra Kerinci, harus tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh kondisi prasyarat, sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan target timeline.
"Salah satunya adalah untuk meningkatkan produksi teh nasional. Lalu target-target harus diselesaikan sesuai dengan persetujuan pemegang saham, termasuk untuk penggunaan anggaran dan penyelesaian proses balik nama, serta perpanjangan HGU. Transaksi ini dilandasi semangat kekeluargaan, sehingga prosesnya relatif dapat diselesaikan lebih smooth," tutur Ghani melalui keterangan resmi, Kamis (17/11/2022).
Rencana akuisisi telah diawali dengan penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat oleh Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno yang diwakili SEVP Business Support PTPN IV Budi Susanto dan Direktur PT Mitra Kerinci Arief Maulana Yamin di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (16/11/2022).
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food) Frans M. Tambunan, mengemukakan hal ini sebagai bagian dari sinergi dengan BUMN perkebunan dalam menciptakan ekosistem teh dengan mengangkat kembali budaya teh Indonesia.
Jika di hulu perkebunan teh Kerinci nanti akan dikelola PTPN, maka peran ID Food di hilir akan dioptimalkan dalam pendistribusian dan penetrasi pasarnya.
"Komoditas teh memiliki peluang ekspor yang cukup besar. Oleh karena itu, sinergi dengan PTPN ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat konsumsi teh ke negara-negara Anggota G20 maupun negara berkembang lainnya. Karena sepanjang tahun 2022 terdapat minat ekspor teh Kerinci ke sejumlah negara tujuan, seperti Taiwan, Jerman dan Malaysia dengan produk black tea dan special tea. Termasuk minat konsumsi lokal, seperti produk green tea menjadi favorit konsumsi lokal di Indonesia," jelas Frans.
Penandatanganan perjanjian jual beli aset bersyarat tersebut disaksikan oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani dan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Frans M. Tambunan.
Turut hadir, antara lain Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto, dan Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Zuryati Simbolon.
Baca juga: YLKI Sentil Cara Es Teh Indonesia Sikapi Kritikan Pelanggan karena Minumannya Terlalu Manis
Perlu diketahui, bahwa PT Mitra Kerinci merupakan Anak Perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia yang sudah berdiri sejak 1990 di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Selain memiliki kebun dengan izin Hak Guna Usaha seluas 2.025 hektare, perusahaan ini juga mengelola pabrik, menjalankan budidaya, produksi dan penjualan produk teh Green Tea Grade, Black Tea Leafy Grade dan Black Tea Broken Grade dengan merek Liki Tea di setiap produknya.
PT Mitra Kerinci memiliki kapasitas produksi 2.000 ton black tea kering per tahun dan 2.200 ton green tea kering per-tahun.
Kebun Liki Tea juga dimanfaatkan sebagai agrowisata. Selain itu, lima titik air terjun yang ada di lokasi tersebut juga potensial dimanfaatkan untuk pengembangan pembangkit listrik.