News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos Freeport Indonesia Ungkap Adopsi Teknologi 'Smart Mining' dalam Kegiatan Pertambangan

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan, kegiatan operasional pertambangan di perusahaan yang dinahkodai nya telah menggunakan infrastruktur dengan teknologi terkini.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan, kegiatan operasional pertambangan di perusahaan yang dinahkodai nya telah menggunakan infrastruktur dengan teknologi terkini.

Menurutnya, adopsi teknologi di dunia pertambangan atau 'smart mining' perlu dilakukan untuk menekan biaya operasional (efisiensi), mengoptimalkan produktivitas, serta yang terpenting menguatkan aspek keselamatan para pekerja.

"Bisnis kami ini adalah bisnis konvensional yaitu tambang, namun bukan berarti kita tidak adaptif dengan perkembangan teknologi yang ada," ucap Tony dalam acara Indonesia Digital Conference di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Dukung Industri Pertambangan Kripto, Binance Tawarkan Pinjaman Senilai 500 Juta Dolar AS

"Kalau kita tidak adaptif dengan teknologi, akan mati nantinya. Lagipula kompleksitas dari tambang Freeport ini memiliki resiko tinggi, sehingga harus adaptif terhadap digitalisasi," sambungnya.

Tony melanjutkan, kegiatan pertambangan mulai dari menemukan cadangan hingga pengolahan bijih telah dilakukan secara digital, yakni sistem komputasi data.

Contohnya, seperti pengoperasian alat berat hingga penghancur material yang dikontrol dari jarak jauh menggunakan remote control. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada karyawannya.

Di wilayah kerja PTFI, manajemen juga melakukan pemantauan kegiatan operasional pertambangan dengan menggunakan drone dan CCTV yang sudah terintegrasi dalam satu sistem digital.

Yang terbaru, diterapkannya teknologi 5G Mining hasil kerja sama PTFI dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Penerapan teknologi 5G Mining merupakan bagian dari 'smart mining' solution PTFI. Hal ini merupakan penerapan pertama teknologi 5G di industri pertambangan Asia Tenggara.

PTFI sebenarnya telah menerapkan Advanced Digital Technology dalam operasional tambang bawah tanah melalui pengembangan sistem kendali jarak jauh menggunakan teknologi WiFi sejak tahun 2006, dengan melibatkan mitra pihak ketiga dan investasi puluhan juta dolar Amerika Serikat.

Pada 2021, Kementerian BUMN mendorong kolaborasi PTFI dan Telkomsel un

Baca juga: Pertama di Asia Tenggara, Jokowi Luncurkan Teknologi 5G Underground Mining di Freeport

tuk menerapkan teknologi 5G dalam operasi penambangan, sebagai yang pertama di Asia Tenggara.

Kemudian, sejak bulan April 2022 tahap pembuktian konsep penerapan teknologi 5G sukses dalam use case remote loader dan underground safety system di area operasional tambang bawah tanah PTFI.

Secara garis besar, jaringan 5G memiliki keunggulan dari sisi kecepatan, kekuatan sinyal, latensi, keamanan data, dan kecerdasan perangkat.

Teknologi 5G Mining ini digunakan di area operasi dan publik di PTFI yaitu pada area operation mencakup remote testing area dan uji coba pada unit loader (alat pengangkut bijih) dalam terowongan ekstraksi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).

"Jadi manfaat proses ini adalah meningkatkan kualitas untuk mengambil keputusan cepat dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta untuk menghindari adanya tantangan alam," papar Tony.

"Kami menyadari keadaan alam sangat sulit dan resiko bawah tanah sangat besar, sehingga pada tahun 2006 kami sudah merancang dan bekerjasama dengan para pabrikan alat berat untuk merancang sistem ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini