Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mendesak Group of Seven (G7) harus segera mengumumkan batas harga ekspor minyak Rusia.
G7, termasuk Amerika Serikat, bersama dengan Uni Eropa dan Australia dijadwalkan menerapkan batasan harga pada ekspor minyak Rusia melalui laut pada 5 Desember, sebagai bagian dari sanksi yang dimaksudkan untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Melansir dari Reuters, tujuan dari mekanisme pembatasan harga adalah untuk mengurangi pendapatan minyak Rusia, yang digunakan untuk mendanai mesin perangnya sambil mempertahankan aliran minyaknya ke pasar global untuk mencegah lonjakan harga. Pembatasan ekspor produk minyak Rusia dijadwalkan akan dimulai pada 5 Februari.
Baca juga: AS Senang, India Bisa Beli Minyak Rusia Sebanyak yang Diinginkan di Luar Batas Harga
Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan kepada wartawan, Uni Eropa sedang berkonsultasi dengan anggotanya mengenai batasan harga energi Rusia.
"Harapan kami adalah mereka akan segera menyelesaikan konsultasi itu dan menempatkan kami pada posisi di mana seluruh koalisi kami dapat mengumumkan harga," kata pejabat itu.
Keputusan mengenai tingkat batas harga bisa datang segera antara hari ini, Rabu (23/11/2022) atau Kamis (24/11/2022), setelah pertemuan duta besar UE, kata sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Batas harga G7 akan memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan termasuk asuransi, pengiriman, dan pembiayaan impor minyak Rusia kepada anggota koalisi, selama pembelian minyak bumi tersebut berada di bawah batas harga.
Pada Selasa kemarin, Departemen Keuangan AS mengeluarkan pedoman yang menguraikan bagaimana perusahaan di Negeri Paman Sam dapat menyediakan layanan tersebut tanpa penalti, asalkan pengiriman yang mereka layani dibeli di bawah batas harga yang telah ditetapkan.
Baca juga: Dapat Diskon, Menkeu Pakistan Pertimbangkan Beli Minyak Rusia
Batasan itu dimaksudkan untuk memberikan katup bantuan terhadap larangan Barat atas ekspor minyak Rusia.
G7 telah sepakat untuk menetapkan harga tetap pada minyak Rusia daripada tingkat mengambang, yang akan didiskon ke indeks harga minyak, kata seorang sumber pada bulan ini.
Kelompok koalisi ini khawatir, harga mengambang yang dipatok di bawah patokan minyak memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan mudah memainkan mekanisme tersebut dengan mengurangi pasokan dari Rusia, salah satu pengekspor minyak terbesar dunia.
Sumber tersebut mengatakan Washington tidak mengharapkan Rusia membalas batas harga dengan menahan ekspor minyak, seperti yang diperingatkan Putin akan terjadi. Langkah seperti itu dapat membuat harga minyak dunia lebih tinggi, tetapi berisiko merusak ladang minyak Rusia.
"Kami tidak punya alasan untuk mengharapkan mereka melakukan itu karena, pada akhirnya, itu bukan kepentingan mereka," kata pejabat Departemen Keuangan itu.
Pejabat itu menambahkan, karena UE dan Amerika Serikat telah memberlakukan larangan impor energi Rusia, pembeli besar termasuk China dan India telah meraup minyak Rusia dengan harga diskon.
Baca juga: Ikuti Langkah China, India Akan Gunakan Mata Uang Rupee Dalam Perdagangan Minyak Rusia
"Setiap tindakan yang mereka ambil untuk menaikkan harga akan berdampak pada pelanggan baru mereka, pelanggan seperti India dan China yang mereka (Rusia) ingin tetap menjadi pelanggan minyak di masa depan," kata pejabat AS itu.
Pejabat tersebut mengatakan G7 tidak berharap untuk menyesuaikan tingkat batas harga secara mingguan atau bulanan.
"Tujuan kami adalah untuk meninjau kembali ini secara teratur, yang dari sudut pandang saya, mudah-mudahan akan terlihat lebih seperti triwulanan atau bahkan setengah tahunan karena yang ingin kami lakukan adalah memberikan kepastian ke pasar," pungkasnya.