Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Otoritas China meningkatkan kontrol pergerakan warga dengan memperketat penguncian atau lockdown pada sebagian besar wilayah distrik Zhengzhou, pasca insiden bentrok antara pegawai pabrik besar iPhone dengan petugas kepolisian pada Rabu (23/11/2022).
Menurut informasi yang dirilis satuan tugas pandemi Zhengzhou, penguncian wilayah ini akan dilakukan selama lima hari kedepan dimulai dari Jumat tengah malam (24/11/2022) hingga 29 November 2022 mendatang.
Dengan kebijakan ini enam juta warga yang ada di distrik tersebut diperingatkan untuk tak meninggalkan rumah kecuali keperluan sangat penting.
Mereka juga dilarang meninggalkan wilayahnya, apabila tidak memiliki hasil tes negatif Covid-19 serta surat izin dari otoritas setempat seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Pemerintah China tidak menjabarkan alasan pihaknya memberlakukan pengetatan lockdown.
Menurut informasi yang beredar kontrol yang dilakukan otoritas China dimaksudkan untuk menenangkan kondisi pabrik iPhone yang memanas pasca bentrok.
Protes dimulai ketika ratusan pekerja pabrik Foxconn turun ke jalan pada Rabu (23/11/2022) menuntut rencana perusahaan yang ingin menunda pembayaran gaji kepada karyawannya, di tengah kekhawatiran penyebaran infeksi dan pengetatan kebijakan lockdown.
Baca juga: Lockdown di Zhengzhou Dicabut, Pabrik Iphone Masih Terapkan Pembatasan Ketat
Namun saat para karyawan melakukan protes mereka dihadang oleh barisan polisi anti huru hara dan petugas berpakaian hazmat.
Tak lama dari itu para demonstran dan petugas keamanan saling dorong dan memicu baku pukul, hingga ketegangan di fasilitas tersebut meletus menjadi demonstrasi kekerasan.
Pembatasan wilayah seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan otoritas China, sebelumnya pada Oktober silam pemerintah setempat telah memberlakukan pengetatan nol Covid.
Baca juga: Gelombang Covid Meledak, China Perketat Lockdown Tempat Hiburan Ditutup
Munculnya kebijakan baru ini lantas mendorong pabrik Foxconn untuk meningkatkan pembatasan di dalam pabrik dengan memerintahkan lebih dari 200.000 staf untuk tinggal di asrama.
Sayangnya pengetatan tersebut memicu keresahan para karyawan lantaran perusahaan tak kunjung memberikan jaminan perlindungan seperti yang telah dijanjikan sebelumnya.
Kondisi tersebut yang akhirnya mendorong para pekerja untuk melakukan serangkaian tindakan pemberontakan termasuk aksi kabur pada akhir Oktober serta demo massal yang digelar pada Rabu kemarin.
Selain untuk meredam situasi panas akibat kerusuhan demo, pengetatan kebijakan lockdown juga dilakukan sebagai langkah pemerintah China untuk meredam lonjakan Covid di kota Zhengzhou yang kini tengah melonjak menjadi 675 kasus.
Sementara kasus harian Covid-19 di China sendiri saat ini telah mencapai rekor 31.454 kasus domestik pada Kamis (24/11/2022), menjadi yang tertinggi sejak pertengahan April lalu disaat jumlah pasien infeksi mencapai 29.317 kasus dalam sehari.