News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Angkasa Pura II Optimis Rasio Pemulihan Bandara Soekarno Hatta Capai 90 Persen Pada Akhir 2022

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin ketika ditemui di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2022).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin optimis recovery rate (rasio pemulihan) bandara Soekarno Hatta sentuh angka 90 persen pada akhir tahun.

Hal itu bukan sesuatu yang tak mungkin. Pasalnya, Soekarno Hatta pernah menyentuh 88 persen pada 8 Mei 2022.

Itu merupakan angka tertinggi dan disebabkan oleh arus balik Idul Fitri.

"Recovery rate dihitung melalui komparasi dengan angka sebelum pandemi, yaitu 2019. Jadi, komparasi secara standar global itu dilakukan dengan angka di tahun 2019," kata Muhammad ketika ditemui di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: Saat KTT G20, Angkasa Pura II Telah Layani 29 Penerbangan Kenegaraan

Bila ditotal dengan 20 bandara yang dikelola AP II, angka rasio pemulihan sudah mencapai 68 persen.

Angka itu melampaui rata-rata bandara di Asia-Pasifik, yaitu 62 persen.

Rasio pemulihan 62 persen itu sendiri diproyeksikan oleh berbagai lembaga pemeringkat aviasi dunia.

"Jadi, kami sudah 6 persen above industry average. Apalagi Soekarno Hatta. Sekarang saja sudah 81-82 persen. Berarti di atas 20 persen," ujar Muhammad.

Ia berujar Soekarno Hatta sempat menempati urutan kedelapan bandara paling terkoneksi di dunia.

Sementara di Asia menempati urutan ketiga dan di Asia Tenggara berada di nomor satu.

"Enggak heran karena Indonesia populasinya besar. Kuatnya di domestik. Jadi, jangkar kita tuh domestic traffic," katanya.

Muhammad optimis angka 90 persen dapat dicapai pada akhir tahun.

Mengenai tantangan dari situasi pandemi yang belum menentu pada 2023 mendatang, menurut dia itu merupakan sesuatu yang berbeda.

"Hal ini perlu disikapi dari aspek regulasi dan demand. Dilihat dari aspek pemulihan ekonomi dan kebutuhan sosial masyarakatnya," katanya.

"Masyarakat kan juga butuh transportasi yang mudah, cepat, dan aman," ujarnya melanjutkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini