News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonomi AS Tumbuh 2,9 Persen, Makin Jauh Dari Jurang Resesi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di kuartal ketiga 2022 menunjukan lonjakan, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang melesat menjadi 2,9 persen.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di kuartal ketiga 2022 menunjukan lonjakan, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang melesat menjadi 2,9 persen.

Menurut laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS pada Rabu (30/11/2022), perolehan PDB di kuartal ini meningkat pesat bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya mencatatkan lonjakan sebesar 2,6 persen.

Tak hanya itu PDB di kuartal ini juga melesat lebih tinggi dari proyeksi PDB analis Refinitiv yang sebelumnya telah mematok pendapatan bruto AS di kuartal ketiga sebesar 2,7 persen.

Baca juga: Gagal Kendalikan Inflasi AS, Biden Terancam Kalah Dalam Pemilu Paruh Waktu 2022

Adanya lonjakan ini tentunya menjadi angin segar bagi perekonomian Amerika yang terus mengalami kontraksi selama kuartal satu dan dua, dengan masing – masing sebesar 1,6 persen dan 0,6 persen.

Melansir dari CNN International, pertumbuhan pada ekonomi AS diperkiraan terjadi sebagai dampak dari melonjaknya aktivasi belanja konsumen yang meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, meski di tengah penurunan nilai impor.

Lebih lanjut pergerakan positif juga terlihat pada suku bunga hipotek tetap 30 tahun yang melesat naik melewati angka 7,0 persen pada Oktober untuk pertama kalinya dalam dua dekade.

Menurut data dari Freddie Mac, lonjakan tersebut terjadi setelah kredit pemilikan rumah mengalami kenaikan. Hal ini yang kemudian mendorong suku bunga melesat dua kali lipat rata-rata 3,10 persen pada periode yang sama di tahun lalu.

Meski saat ini laju perekonomian AS terlihat tangguh dan jauh dari bayang – bayang resesi, akan tetapi hal tersebut tak lantas mengurungkan ambisi bank sentral Amerika The Fed untuk terus memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi.

Baca juga: Pengamat Prediksi Inflasi Pangan Terkendali Jelang Nataru

"Belanja konsumen dan investasi bisnis terlihat bagus meskipun Federal namun Reserve akan terus menaikkan suku bunga 3,75 poin persentase lebih tinggi tahun ini," kata Fed.

The Fed menjelaskan bahwa langkah ini harus diambil agar tingkat inflasi AS yang saat ini berada di kisaran 7,7 persen dapat turun ke level dua persen, sesuai dengan target awal The Fed.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini