News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badai PHK

Lakukan PHK Akibat Pemasukan Iklan Mengalami Tekanan, Kepala Eksekutif CNN: Ini Pukulan Telak

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PHK. Gelombang PHK karyawan kini tengah melanda perusahaan jejaring media global CNN. Meski tak disebutkan jumlah pastinya namun diprediksi ada ratusan karyawan yang menerima memo pemberhentiaan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gelombang PHK karyawan kini tengah melanda perusahaan jejaring media global CNN.

Meski tak disebutkan jumlah pastinya namun diprediksi ada ratusan karyawan yang menerima memo pemberhentiaan.

Kepala Eksekutif CNN Chris Licht mengatakan, kondisi sulit sudah terjadi sejak bulan Mei dimana perusahaan memberikan sebuah memo kepada seluruh karyawan yang terkena proses PHK.

Baca juga: Penurunan Suku Bunga KUR Super Mikro Dinilai Tepat di Tengah Ancaman Gelombang PHK

“Sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal kepada salah satu anggota tim CNN, apalagi banyak,” tulis Chris Licht, kepala eksekutif di CNN, dalam sebuah memo kepada staf pada hari Rabu yang dilihat oleh The Wall Street Journal.

“Baru-baru ini saya menggambarkan proses ini sebagai pukulan telak, karena saya tahu seperti itulah rasanya bagi kita semua," sambung dia.

Disampaikan bahwa PHK terjadi ketika perusahaan media dihadapkan oleh kondisi ekonomi yang buruk serta memukul sektor periklanan.

"Bahwa CNN harus memasukkan risiko itu ke dalam perencanaan jangka panjangnya," kata Licht.

Perusahaan media lain juga telah memangkas biaya karena harus memposisikan diri sebaik-baiknya untuk iklim ekonomi yang tengah bergejolak.

Perusahaan media sosial seperti Facebook (FB) –misalnya juga mengandalkan pendapatan iklan, juga melakukan PHK dalam beberapa bulan terakhir.

CNN yang masih membukukan keuntungan ratusan juta dolar AS selama pandemi masih bisa menghindari kondisi buruk kala itu.

Namun pada tahun sebelumnya atau tahun 2018 terjadi pengurangan karyawan sebanyak 50 orang karena perusahaan merestrukturisasi bisnis digitalnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini