Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India diproyeksikan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada akhir dekade, di belakang Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengutip dari Russia Today, Senin (5/12/2022), prospek dari S&P Global didasarkan pada perkiraan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal akan mencapai rata-rata 6,3 persen persen hingga 2030.
Sementara Morgan Stanley memperkirakan PDB India menjadi lebih dari dua kali lipat dari level saat ini pada 2031.
"India memiliki kondisi untuk ledakan ekonomi yang didorong oleh offshoring, investasi di bidang manufaktur, transisi energi dan infrastruktur digital negara yang maju. Penggerak ini akan menjadikan (India) ekonomi dan pasar saham terbesar ketiga di dunia sebelum akhir dekade ini" tulis Analis Morgan Stanley dalam laporan tersebut.
Negara di Asia Selatan ini mencatat pertumbuhan secara tahunan sebesar 6,3 persen pada kuartal Juli hingga September lalu.
Sedangkan kuartal April hingga Juni ditandai dengan pertumbuhan yang kuat sebesar 13,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Ekspansi tersebut didukung oleh kuatnya permintaan domestik di sektor jasa. Pertumbuhan secara tahunan yang dilaporkan dalam tiga bulan hingga Juni 2021 mencapai rekor 20,1 persen.
Baca juga: Tata Group akan Sulap Air India Jadi Maskapai Penerbangan Kelas Dunia
Menurut Analis di S&P, ekonomi India akan terus tumbuh karena kebijakan liberalisasi perdagangan dan keuangan, reformasi pasar tenaga kerja, serta investasi di bidang infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Para ahli menyoroti dorongan pemerintah untuk menjadi penghubung bagi investor asing dan pembangkit tenaga manufaktur, dengan mengatakan bahwa alat utama untuk mencapai target tersebut adalah Skema Insentif Terkait Produksi (PLIS) yang bertujuan untuk meningkatkan manufaktur dan ekspor.
Baca juga: Permintaan iPhone Alami Peningkatan, Pemasok Apple Mulai Tambah Tenaga Kerja di India
Program ini diperkenalkan pada 2020, serta menawarkan insentif kepada investor dalam dan luar negeri, satu diantaranya dalam bentuk potongan pajak.
"Sangat mungkin pemerintah mengandalkan PLIS sebagai alat untuk membuat ekonomi India lebih didorong oleh ekspor dan lebih saling terkait dalam rantai pasokan global," kata laporan S&P.