Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekonomian Indonesia di sepanjang 2022 tercatat mengalami kinerja yang cukup positif, di tengah pemulihan pasca pandemi Covid-19 dan munculnya berbagai permasalahan ketidakpastian global.
Masalah-masalah ini muncul imbas adanya konflik geopolitik yang terjadi di Eropa, tepatnya perangĀ Rusia dan Ukraina. Konflik yang hingga kini belum usai, memunculkan dampak terhadap global.
Utamanya mengganggu rantai pasok komoditas penting seperti pangan dan energi, dan pada akhirnya membuat tingkat inflasi di sejumlah negara mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Baca juga: Terdampak Inflasi, PepsiCo akan PHK Ratusan Karyawannya di Amerika Utara
Yang pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi global turut tertekan, dan terancam resesi.
Dalam hal ini, Indonesia juga mengalami dampaknya. Meski demikian, kinerja ekonomi Indonesia nyatanya tidak terdampak terlalu signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia sukses mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dalam 3 kuartal secara berturut-turut.
Pada kuartal I-2022, tumbuh sebesar 5,01 persen secara year on year (yoy). Kemudian pada kuartal II-2022, pertumbuhan tercatat 5,44 persen (yoy), dan pada kuartal III-2022 berada di angka 5,72 persen (yoy).
Bahkan, tren pertumbuhan di atas 5 persen diprediksi kembali akan terjadi pada kuartal IV-2022.
Bank Indonesia alias BI mengungkapkan, kinerja ekonomi domestik utamanya didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.
BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7 hingga 5,5 persen.
Inflasi Merangkak Naik di 2022
Sementara untuk catatan inflasi indeks harga konsumen (IHK), terpantau mengalami peningkatan di sepanjang 2022.
Pada Januari 2022, inflasi tercatat sebesar 2,18 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Kemudian pada Februari sebesar 2,06 persen, Maret 2,64 persen, April 3,47 persen, Mei 3,55 persen, dan Juni 4,35 persen.
Baca juga: Alokasikan Rp6 Miliar untuk Tekan Inflasi, Bupati Trenggalek Salurkan Bansos dan Gelar Pasar Murah
Berlanjut pada Juli 2022, inflasi tercatat sebesar 4,94 persen. Kemudian pada Agustus tercatat sebesar 4,69 persen.
Namun pada September, inflasi mengalami lonjakkan yang cukup signifikan. Pada bulan tersebut, inflasi nyaris berada di level 6 persen, alias tepatnya di angka 5,95 persen.
Hal ini disebabkan adanya kebijakan penyesuaian harga BBM khususnya jenis Pertalite dan juga Solar.
Kenaikkan harga BBM tentunya turut mendongkrak indeks harga konsumen sejumlah komoditas.
Kemudian, inflasi Oktober dan November 2022 tercatat masih berada di atas 5 persen, yakni masing-masing sebesar 5,71 persen dan 5,42 persen.
Adapun, BI memprediksi inflasi ndeks harga konsumen hingga akhir tahun masih tinggi yakni di level 5,6 persen.