Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobilitas masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) diprediksi bakal mengalami lonjakkan jika dibandingkan dengan periode di dua tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan kasus infeksi Covid-19 mengalami penurunan.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengungkapkan, pengamanan di jalur wisata dan kesiapan bus pariwisata harus ditingkatkan.
Hal ini perlu dilakukan karena jalur menuju lokasi wisata rawan terjadi kecelakaan.
Baca juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Magetan Menewaskan Pasangan Suami Istri Kabul dan Sumiyati
"Untuk periode saat Nataru itu beda dengan mudik lebaran. Kalau lebaran itu lebih banyak ke arah jalur mudik, tetapi kalau Nataru lebih banyak ke tempat wisata. Jadi persiapan bus wisata harus diperhatikan," ucap Djoko dalam bincang seputar persiapan Mudik Nataru, dikutip TVRI pada Sabtu (17/12/2022).
"Jadi sebelumnya kita tahu terjadi kecelakaan bus wisata. Ini jadi fokus perhatian," sambungnya.
Djoko kembali mengimbau, untuk bus pariwisata jarak jauh, terdapat minimal setidaknya 2 orang.
Tak hanya itu, dirinya juga memperingatkan kepada para pengemudi bus untuk tidak memaksakan melewati jalur wisata yang jalannya sempit. Contohnya seperti jalur-jalur wisata di pegunungan.
"Untuk bus, pemgemudinya itu jangan satu, minimal 2 orang. Karena kecelakaan disebabkan pengemudi lelah. Karena kan ada juga yang durasi menuju lokasinya 8 jam," papar Djoko.
Kemudian kalau di tempat wisatanya jika tidak memungkinkan menggunakan bus besar, maka digantikan bus kecil. Seperti jalur Dieng yang wisata pegunungan yang jalanannya kecil tidak bisa bus besar," pungkasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, setidaknya ada 44 juta orang yang diprediksi bakal melakukan libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Dari total tersebut, sebagian besar kemungkinan bakal menuju tempat-tempat wisata.