News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perluas Literasi Keuangan, PBNU Teken Kerjasama dengan Prudential Syariah

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Omar Sjawaldy Anwar, Presiden Direktur Prudential Syariah (ketiga dari kiri) bersama Ketua LAZISNU H Ali Hasan Al Bahar Lc MA (kedua dari kiri) di konferensi pers usai penandatanganan MoU kerjasama antara PBNU dan Asuransi Prudential Syariah di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LAZISNU di Jakarta, Jumat, 16 Desember 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama [PBNU] bersama Prudential Syariah mendorong tumbuhnya ekonomi syariah di Indonesia sekaligus memperluas literasi keuangan di bidang asuransi syariah melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LAZISNU di Jakarta, Jumat, 16 Desember 2022.

Kerjasama antara Prudential Syariah dan PBNU mencakup berbagai bidang, antara lain program literasi dan inklusi keuangan syariah, edukasi serta kerja sama kesehatan dan pendidikan berbasis syariah, serta pengelolaan Zakat Infaq Sodaqoh Wakaf atau ZISWAF.

"Program-program ini akan menjangkau sebanyak 120 juta warga Nahdliyin di Indonesia yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia," ungkap Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar.

Baca juga: Fintech Didorong Bantu OJK Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan

Omar Sjawaldy Anwar mengatakan, melalui kerjasama ini Prudential Syariah tidak hanya siap menjalankan program literasi keuangan ke warga Nahdliyin, termasuk program beasiswa, tetapi juga siap menyediakan solusi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan berbasis syariah dengan premi terjangkau, komprehensif sekaligus halal.

Karenanya, kerjasama ini diharapkan dapat menjangkau berbagai komunitas Muslim di Tanah Air, UMKM, dan perempuan, pelajar dhuafa berprestasi, termasuk menjangkau masyarakat di seluruh wilayah di Indonesia yang sedang mengalami bencana alam sehingga dapat membawa keberkahan untuk sesama.

"MoU ini bukan sekadar seremoni dan nanti akan bisa dirasakan," kata H Ali Hasan Al Bahar.

"Kita ingin menjangkau anggota PBNU di Indonesia yang mencapai 100 juta lebih. Penetrasi produk asuransi syariah di Indonesia baru sepersepuluh dari asuransi konvensional. Kerjasama dengan PBNU ini jadi tonggak sejarah untuk memperluas jangkauan kita terutama ke anggota PBNU yang anggotanya mencapai 120 juta," ungkap Omar.

Terkait dengan produk asuransi terjangkau yang ditawarkan ke warna Nahdliyin, Omar mengatakan, "Produk asuransi kita sudah sangat siap dan akan kita mulai pasarkan tahun depan dengan premi sangat terjangkau."

Paul Suryo Pratomo, Chief Financial Officer Prudential Syariah menjelaskan, strategi Prudential Syariah saat ini adalah inovasi, digitalisasi dan kolaborasi. "Kami memiliki produk asuransi dengan premi terjangkau mulai Rp 10 ribu per bulan, untuk asuransi kesehatan, kecelakaan dan sudah setahun ini kita pasarkan," ujar Paul.

"Asuransi syariah itu prinsip kerjanya sedikit berbeda dari asuransi konvensional. Di asuransi konvensional ada transfer risiko yang dipindahkan dari nasabah ke perusahaan asuransi. Di asuransi syariah, kita memyiapkan dana tabarru, uang yang dikumpulkan itu sebagai dana bersama dan digunakan untuk berbagi risiko. Jadi prinsipnya saling membantu sesama anggota," bebernya.

Baca juga: Peningkatan Literasi Bantu Lonjakan Kesejahteraan Masyarakat Desa

Paul menambahkan, opportunity bisnis asuransi syariah di Indonesia masih sangat besar, terlebih pasar yang disasar tidak hanya komunitas Muslim.  "Produk kita bersifat inklusif bisa untuk nasabah muslim dan non muslim," ujar Paul.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyatakan menyambut baik kerja sama PBNU dengan Prudential Syariah sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa berbasis Syariah terkemuka di Indonesia.

"PBNU bersama Prudential Syariah memiliki tujuan yang sama, yaitu memajukan ekonomi Syariah nasional dan mendukung tercapainya aspirasi Indonesia sebagai pusat ekonomi Syariah dunia di 2024. Kami percaya dengan bertumbuhnya ekonomi Syariah di Indonesia, maka akan turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Gus Yahya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini