Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Perusahaan perbankan investasi Goldman Sachs mengatakan tingkat batas harga gas alam Uni Eropa yang lebih rendah dari yang diusulkan sebelumnya secara signifikan dapat meningkatkan risiko gangguan di pasar bahan bakar.
Hal tersebut terjadi karena tidak ada pembatasan permintaan terkait gas alam, kata perusahaan itu dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada pekan ini.
Para menteri energi negara-negara di Uni Eropa pada Senin (19/12/2022) akhirnya menyetujui batas harga gas, yang akan ditetapkan pada 180 euro per Megawatt-hour, lebih rendah dari yang diusulkan sebelumnya 275 euro per Megawatt-hour.
Baca juga: Gantikan Rusia, Qatar akan Pasok Gas Alam Cair ke Jerman selama 15 Tahun
"Pembatasan harga tanpa pembatasan terkait permintaan tidak hanya tidak menyelesaikan defisit gas di Eropa tetapi juga berisiko memperburuk defisit yang sedang berlangsung dengan memberi insentif pada konsumsi," kata Goldman Sachs dalam laporan tersebut, seperti yang dikutip dari Reuters.
Membatasi harga gas juga dapat mengurangi likuiditas di pasar bahan bakar yang sudah ketat, meningkatkan risiko pasokan yang lebih rendah, dan mengganggu manajemen risiko komersial.
"Bahkan jika kondisi pemicu tidak terpenuhi, peristiwa pengetatan pasar yang mengangkat harga di dekat batasan yang diusulkan cenderung menyebabkan tindakan preemptive oleh pelaku pasar, yang mengarah ke efek negatif tersebut," ungkap perusahaan tersebut.
Di pasar berjangka Title Transfer Facility (TTF) Belanda, kontrak harian gas diperdagangkan terakhir pada 105,80 euro per Megawatt-hour, mencapai level terendah sejak 17 November di awal sesi perdagangan..
Goldman mengatakan harga gas masih perlu berada di tingkat rata-rata 180 euro per Megawatt-hour selama musim panas 2023, untuk mempertahankan penurunan permintaan yang cukup yang akan memungkinkan penyimpanan Eropa Barat Laut dibangun hingga di atas 90 persen dari kapasitasnya.
Baca juga: Pasokan Melimpah, Harga Gas Alam Eropa Diprediksi Turun 30 Persen di 2023
Kapasitas penyimpanan gas Eropa terakhir terlihat terisi sekitar 83,82 persen, menurut data dari Gas Infrastructure Europe.
Pabrik ekspor gas alam cair (LNG) Freeport LNG yang telah lama tutup di Texas, Amerika Serikat, yang telah menambah tekanan pada pasokan global bahan bakar yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, berada di langkah yang tepat untuk menerima gas alam pada hari ini, Rabu (21/12/2022).