News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi: Situasi Global Sulit Diprediksi, Teori-teori Standar Tidak Bisa Dipakai Lagi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di acara Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022). Jokowi mengatakan situasi yang dihadapi Indonesia sekarang ini tidaklah mudah, Situasi global kedepannya sulit diprediksi dengan rumus standar.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa situasi yang dihadapi Indonesia sekarang ini tidaklah mudah.

Situasi global kedepannya sulit diprediksi dengan rumus rumus standar yang ada.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, (21/12/2022).

“Situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung dan teori-teori standar semuanya sudah sulit untuk kita pakai lagi,” katanya.

Jokowi mengingatkan bahwa pada 2014-2015 lalu Indonesia masih masuk dalam negara yang rentan terpuruk bersama lima negara lainnya.

Pada saat itu kata Jokowi terjadi Taper Tantrum. Pada 2014 Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan sebesar 27,5 miliar US Dollar di 2014 dan di 2015 berada di angka 17,5 miliar US Dollar.

“kalau kita lihat lagi lebih detail di 2014 neraca dagang kita masih defisit 2,2 miliar US Dollar,” katanya.

Oleh karena itu Presiden Jokowi menyampaikan kepada para Menteri saat itu untuk berani melakukan reformasi struktural agar hal-hal yang membahayakan ekonomi makro bisa dihindari, termasuk dalam Surat Berharga Negara (SBN).

“SBN saat itu 38,5 persen itu dikuasai oleh asing. sekarang tinggal 14,8 persen yang dikuasai asing karena kalau masih dikuasai asing begitu goyah sedikit makro kita keluar berbondong-bondong, goyah pasti kurs kita. ini upaya-upaya yang kita lakukan,” katanya.

Baca juga: Wakil Menteri Keuangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal Secara Berkelanjutan

Reformasi struktural ekonomi tersebut berbuah manis.

Presiden mengatakan neraca transaksi berjalan di Q3 2022 sudah surplus 8,9 miliar USD. Jumlah tersebut setara dengan 0,9 persen dari PDB Indonesia.

“Artinya perbaikan-perbaikan itu betul-betul nyata dan kelihatan dalam angka-angka. saya selalu pasti meminta angka. Pak ini udah lebih baik. ya angkanya berapa? Bukan ya iya. Iya angkanya pasti saya minta. Dari  berapa kemudian sekarang berapa karena itu penting sekali,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini