Ekspor bersih telah mendukung pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China selama beberapa tahun terakhir, berkontribusi sebanyak 1,7 poin persentase pada 2021, kata para analis.
Namun, ekspor China ke negara-negara di Asia Tenggara telah meningkat, melampaui ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa pada November, menurut data dari bea cukai China.
“Ekspor ke negara-negara ASEAN dapat berfungsi sebagai penyangga ringan terhadap tekanan di pasar UE dan AS,” kata ekonom di perusahaan perbankan Citi China Xiaowen Jin dan timnya, dalam sebuah catatan yang terbit pada Rabu (21/12/2022).
Baca juga: Bisnis China Jeblok, Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Beijing Jadi 2,7 Persen
Para ekonom memperkirakan pertumbuhan PDB negara-negara Asia Tenggara pulih pada 2023, sementara AS dan UE menghabiskan sebagian tahun depan dalam resesi.
Jin menambahkan ekspor mobil China, terutama mobil listrik dan suku cadang terkait, membantu mendukung keseluruhan ekspor negara itu tahun ini.
Beijing telah berusaha keras untuk meningkatkan pengembangan industri mobil listrik China. Banyak merek mobil listrik mulai dari NIO hingga Build Your Dreams (BYD) mulai menjual mobil ke Eropa dan negara lain.
Kembalinya Konsumen Domestik
“Perlambatan ekspor yang cepat juga berarti China perlu memanfaatkan pasar domestik untuk pertumbuhan di masa mendatang,” kata kepala ekonom di bank Guotai Junan Securities, Hao Zhou, dalam catatan yang terbit pada 15 Desember.
“Dengan pelonggaran pembatasan Covid, konsumsi kemungkinan akan melihat pemulihan yang berarti dan berkelanjutan mulai tahun depan,” tambahnya.
Dia memperkirakan penjualan ritel naik 6,8 persen pada tahun depan, dan PDB China tumbuh 4,8 persen.
Pengumuman kebijakan pemerintah China bulan ini memprioritaskan peningkatan konsumsi domestik. Penjualan ritel telah tertinggal dari pertumbuhan keseluruhan sejak pandemi, sementara sebagian besar orang memilih untuk menabung.
Baca juga: China Pertahankan Suku Bunga Pinjaman Acuan Selama Empat Bulan Berturut-Turut
Analis Goldman Sachs menaikkan perkiraan PDB China pada 2023 dari 4,5 persen menjadi 5,2 persen karena ekonomi dibuka kembali lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan konsumsi masyarakat sebagai pendorong utama.
Namun, mereka memperingatkan bahwa pendapatan dan kepercayaan konsumen akan membutuhkan waktu untuk pulih, yang berarti rilis “permintaan terpendam” tahun depan mungkin terbatas di luar beberapa kategori seperti perjalanan internasional.
Pengeluaran Konsumen