TRIBUNNEWS.COM - Samsung Electronics diperkirakan mendapat laba kuartal keempat terburuk dalam delapan tahun.
Dikutip Al Jazeera, situasi ini terjadi di tengah penurunan tajam permintaan global untuk chip memori dan smartphone.
Reuters mencatat pada kuartal Oktober hingga Desember 2022, laba operasional Samsung untuk produksi ponsel turun menjadi 4,62 miliar dolar AS atau Rp 72 triliun (satuan kurs Rp 15.615).
Jumlah tersebut anjlok drastis bila dibandingkan dengan total laba kuartal ketiga Samsung di tahun 2016 kemarin.
Hasil awal, yang jauh diperkirakan menunjukkan laba kuartalan terkecil Samsung sejak kuartal ketiga 2014.
Baca juga: Dibayangi Perlambatan Ekonomi Global, Pendapatan Samsung Tahun Ini Diproyeksikan Turun 58 Persen
“Semua bisnis Samsung mengalami masa sulit, terutama chip dan ponsel,” kata Lee Min-hee, seorang analis di BNK Securities.
Meningkatnya suku bunga global dan biaya hidup telah mengurangi permintaan smartphone Samsung serta semikonduktor yang disuplai ke saingannya seperti Apple.
"Harga chip memori turun di pertengahan 20 persen selama kuartal tersebut, dan ponsel kelas atas seperti ponsel lipat juga tidak laku," kata Lee.
Dia menambahkan bahwa bisnis layar Samsung terpukul karena penundaan produksi klien Apple di pasar dunia.
Tiga analis mengatakan mereka mengharapkan keuntungan Samsung turun lagi pada kuartal saat ini.
Baca juga: Harga HP Samsung Galaxy A Series Bulan Januari 2023: Galaxy A13 Dibanderol Rp 2,4 Jutaan
Kemungkinan kerugian operasional untuk bisnis chip karena kelebihan pasokan mendorong penurunan harga chip memori lebih lanjut.
Samsung telah mengatakan pada Oktober 2022, mereka tidak mengharapkan banyak perubahan pada investasi tahun 2023.
Samsung memiliki sejarah tidak mengumumkan pemotongan produksi chip memori, menurut analis.
Tetapi secara organik dapat menyesuaikan investasi dengan menunda membawa peralatan atau melalui cara lain.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)