Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Pemerintah India memperkirakan pertumbuhan ekonominya akan melambat pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2023, karena distorsi terkait pandemi mereda dan permintaan yang terpendam untuk tingkat barang memasuki 2023.
“Produk domestik bruto (PDB) kemungkinan akan naik 7 persen di tahun fiskal ini, dibandingkan dengan 8,7 persen di tahun fiskal sebelumnya,” kata Kementerian Statistik dalam perkiraan pertamanya untuk periode yang menempatkan pertumbuhan manufaktur hanya 1,6 persen.
Sementara proyeksi secara keseluruhan lebih rendah dari perkiraan awal pemerintah sebesar 8 hingga 8,5 persen, tetapi di atas 6,8 persen dari perkiraan bank sentral India.
Dikutip dari Reuters, pemerintah menggunakan perkiraan tersebut sebagai dasar pertumbuhan dan proyeksi fiskal untuk anggaran berikutnya yang akan jatuh tempo pada 1 Februari 2023.
Baca juga: Wanita di India Akhiri Hidup dengan Lompat dari Lantai 7, Sempat Tulis Surat di Laptop
Itu akan menjadi anggaran penuh terakhir sebelum Perdana Menteri Narendra Modi diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, yang jarang terjadi dalam pemilihan yang dijadwalkan pada musim panas 2024.
Adapun perekonomian India telah berangsur pulih setelah adanya pelonggaran pembatasan Covid-19 sekitar pertengahan 2022, tetapi perang di Ukraina telah mendorong tekanan inflasi dan juga mendorong bank sentral untuk membalikkan kebijakan moneter secara fleksibel yang diadopsi selama pandemi.
Sejak September 2022, para ekonom telah memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun fiskal 2022 dan 2023 menjadi sekitar 7 persen akibat aktivitas ekspor yang melambat dan risiko inflasi tinggi yang menghambat daya beli.