Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyatakan keinginannya terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui investasi berkelanjutan.
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia atas iklim investasi yang kondusif.
Serta mengapresiasi komitmen Pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Baca juga: Tahun Baru 2023 Disambut dengan Kenaikan Tarif Cukai Rokok Hingga Jalan Tol
Hal itu ia sampaikan ketika acara peresmian fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana produk tembakau bebas asap bagi IQOS dengan merek HEETS pada Kamis (12/1/2023) di Karawang, Jawa Barat.
“Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama hampir 110 tahun, kami berharap dapat terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia melalui investasi berkelanjutan serta dampak ekonomi bagi mata rantai dan ekosistem industri tembakau nasional secara keseluruhan,” ujar Vassilis.
Selain pembangunan pabrik, Vassilis menyebut Sampoerna juga berkomitmen menciptakan nilai tambah ekonomi Tanah Air.
Nilai tambah tersebut mencakup peningkatan kapasitas riset, penyerapan tenaga kerja berketerampilan tinggi, dan pembelian pasokan tembakau lokal.
Tak hanya itu, ia mengatakan Sampoerrna juga turut melakukan pemberdayaan UMKM yang mencakup dukungan digitalisasi dan peningkatan kapasitas peritel tradisional, pengoperasian pusat layanan digital, serta peningkatan kinerja ekspor.
“Investasi jangka panjang Sampoerna yang merupakan bagian dari Philip Morris International ini merupakan bukti kepercayaan kami akan kepastian iklim investasi dan usaha di Indonesia. Saya
berharap, investasi kami turut memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi dari dalam dan
luar negeri,” kata Vassilis.
Baca juga: Daftar Terbaru Harga Rokok per 1 Januari 2023, Cukai Naik 10 Persen
Sebagai informasi, fasilitas produksi yang diresmikan hari ini telah beroperasi
sejak kuartal IV 2022.
Fasilitasnya telah selesai dibangun sejak akhir 2021 dengan realisasi investasi senilai lebih dari 186 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan produk tembakau bebas asap yang diekspor ini dikembangkan oleh Sampoerna dalam rangka memperkenalkan alternatif rokok.
“Melalui inovasi berbasis sains dan teknologi, induk perusahaan kami, yaitu Philip Morris International (PMI) telah mengembangkan ragam produk tembakau inovatif bebas asap tanpa proses pembakaran sebagai upaya memperkenalkan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa,” ujar Vassilis.
Baca juga: Jual Rokok Batangan Masuk Revisi PP 109/2012 Dinilai Bikin Sulit Usaha Pertembakauan
Selama lebih dari satu dekade, PMI telah berinvestasi lebih dari 9 miliar dolar AS dalam pengembangan dan perkenalan produk tembakau bebas asap.
Pengembangan ini melibatkan lebih dari 980 ilmuwan, insinyur, teknisi, dan staf pendukung, termasuk dari Indonesia.
Satu dari sekian produk tersebut adalah perangkat pemanas tembakau bernama IQOS.
“IQOS menggunakan perangkat elektronik untuk memanaskan tembakau, dan bukan membakarnya. Proses pemanasan berlangsung maksimal 350 derajat Celsius. Oleh karena itu, tidak ada api, abu,
maupun asap,” katanya.
Vassilis mengklaim teknologi IQOS dapat mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga 95 persen lebih rendah dibanding asap rokok.
Baca juga: Wakil Ketua Umum Partai Garuda Nilai Larangan Jual Rokok Ketengan Berdasar Fakta di Lapangan
Meski demikian, Ia menyebut produk bebas asap tidak terhindar dari risiko.
"Hanya ditujukan bagi perokok dewasa yang memutuskan terus menggunakan produk tembakau atau produk nikotin lainnya," kata Vassilis.
Di Indonesia, IQOS telah diperkenalkan melalui skema uji pasar terbatas sejak 2019.
Sekarang, IQOS telah tersedia di Jakarta, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, Pekanbaru, Palembang, Makassar, Balikpapan, Samarinda, dan lainnya.
“Berdasarkan hasil riset ilmiah PMI dan lembaga independen, beralih sepenuhnya ke IQOS mengurangi bahaya dibandingkan dengan terus merokok,” ujar Vassilis.