News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pusat Produksi Tahu Tempe Bakal Digerojok 56.000 Ton Kedelai, Harga Per Kilogram Jadi Berapa?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perajin tempe di Kawasan Sentra Perajin Tahu dan Tempe Cibuntu, Jalan Aki Padma, Kota Bandung, Jawa Barat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah segera menggerojok pusat-pusat perajin tahu dan tempe dengan kedelai yang beberapa waktu terakhir semakin langka.

Hal ini seiring dengan impor kedelai telah dilakukan oleh pemerinntah. Sebanyak 56.000 ton komoditas pangan tersebut telah sampai di Indonesia pada Minggu (15/1/2023).

Pemerintah bakal mendistribusikan kedelai itu ke pusat-pusat produksi tahu dan tempe.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Maino Dwi Hartono menyebutkan, ditribusi segera dilakukan ke wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan lainnya.

Baca juga: Kedelai Impor 35.000 Ton Datang di Akhir Desember, Mendag Sebut Harga di Pasar Bakal Turun

"Kemarin, salah satunya baru mendarat 56.000 ton impor kedelai yang tentunya akan segera didistribusikan ke wilayah lain, yang menjadi barometer sentra tahu tempe baik di Jabar, Jateng, Jatim dan wilayah lainnya," kata Maino kepada Kontan.co.id, Senin (16/1/2023).

Harapannya distribusi kedelai ke semua wilayah sentra perajin tahu tempe bisa berjalan lancar. Sehingga pada akhirnya harga kedelai bisa lebih terkendali.

Pasalnya selama ini harga kedelai yang tinggi menjadi kendala yang dirasakan para perajin.

Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh Maino dari para importir saat ini harga kedelai sudah relatif turun.

"Tapi saat ini harga relatif cukup turun. Informasi importir harganya sudah Rp 12.300-Rp 12.400.

Mudah-mudahan seiring dengan panen di negara asal pasokan di Indonesia bisa semakin lancar dan harganya semakin murah lagi," imbuhnya.

Maino menjelaskan, pemenuhan kedelai dalam negeri memang masih dipenuhi mayoritas dari impor.

Hal tersebut lantaran produksi kedelai nasional hanya mampu memenuhi 5 persen-10% kebutuhan produksi tahu dan tempe.

Baca juga: Apa Manfaat Teknologi Pangan Terhadap Hasil Panen Kacang Kedelai? Buku Tema 7 Kelas 3 SD Halaman 53

Maka sebagian besar pemenuhan kedelai dalam negeri masih diperlukan supply dari luar negeri.

Adapun untuk stok kedelai nasional masih terdapat carry over di tahun 2022 sebanyak 43.000 ton.

Maino mengatakan selain itu masih ada kedelai impor yang saat ini masih terus akan berdatangan.

Adapun untuk subsidi harga kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram, Maino menyebut belum ada kepastian apakah akan dilanjutkan tahun ini atau tidak.

Sebagai informasi tahun lalu 2022, pemerintah memberikan subsidi harga kedelai Rp 1.000 per kilogram.

Subsidi tersebut menjadi langkah pemerintah dalam menyikapi tingginya harga kedelai ditingkat perajin tahu tempe.

Baca juga: Harga Kedelai Diprediksi Turun Bulan Desember, APPSI: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu Tempe

Untuk kepastian subsidi tersebut, Maino menyebut, harus dilakukan koordinasi antar kementerian dan lembaga.

Rapat koordinasi tersebut akan menentukan apakah subsidi akan dilanjutkan pada tahun ini atau tidak.

"Nah apakah dilanjutkan 2023 ini perlu dilakukan rapat koordinasi K/L terkait. Jadi harus sama-sama bahas di rapat tersebut tidak bisa bisa Badan Pangan sendiri, nanti di rapat yang tentukan apakah berlanjut atau tidak, jika iya, kapan waktunya," jelas Maino.

Sementara kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, kedelai impor yang datang akan dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram (kg).

Hak tersebut agar tidak memberatkan para pelaku usaha. Adapun ketentuan harga tersebut juga mengacu kepada Harga Acuan Penjualan (HAP) kedelai di tingkat konsumen sesuai dengan Peraturan Badan Pangan (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022.

Baca juga: APPSI Sambut Rencana Harga Kedelai Turun Bulan Desember: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu dan Tempe    

Dimana dalam Perbedaan tersebut ditetapkan HAP kedelai di tingkat konsumen Rp 11.400 per kg untuk kedelai lokal dan Rp 12.000 per kg untuk kedelai impor.

“Kedelai tersebut akan dijual sesuai HAP kepada para pengrajin tahu dan tempe sebagai konsumen utama dan terbesar kedelai.

Dengan masuknya kedelai yang baru tiba ini harganya sudah Rp 12.000 per kg, ” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Senin.

Ketersediaan komoditas kedelai dengan harga terjangkau ini juga diharapkan menjaga stabilitas harga pangan berbahan dasar kedelai, seperti tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi masyarakat.

Upaya tersebut bagian dari menjaga daya beli masyarakat sebagai bagian dari pengendalian inflasi. Pasalnya pada Desember 2022 ini inflasi secara tahunan (yoy) mencapai 5,51%.

Meski komoditas kedelai tidak masuk dalam daftar penyumbang utama inflasi bulanan namun Arief menegaskan, pemerintah harus tetap menjaga harga kedelai tetap stabil.

Arief menambahkan, kedepannya NFA akan terus mendorong kebijakan pembenahan tata kelola kedelai Nasional.

Baca juga: Update Harga Kedelai Impor Sabtu 5 November 2022 di Sejumlah Daerah, DKI Jakarta Rp 15.060 per Kg

Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI dalam Rapat Terbatas (Ratas) Peningkatan Produktivitas Kedelai tahun 2022 lalu.

Dimana Presiden berpesan agar ketersediaan dan stabilitas harga kedelai menjadi prioritas.

“Indonesia harus mampu meningkatkan produksi kedelainya sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap import," kata Arief

NFA sendiri telah menyiapkan skema tata kelola kedelai nasional, salah satunya melalui penetapan harga acuan pembelian kedelai lokal Rp 10.775 per kilogram di tingkat produsen.

Adapun penetapan harga acuan kedelai tersebut diharapkan mampu memacu petani untuk lebih semangat bertanam kedelai, sehingga dapat meningkatkan produksi dalam negeri.

Selain itu, Arief mengatakan melalui kebijakan Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sesuai Perpres Nomor 125 tahun 2022, kedelai bersama beras dan jagung menjadi bagian dalam penyelenggaraan CPP tahap pertama yang dijalankan Bulog.

"Untuk pemenuhan CPP tahap pertama, Bulog kita tugaskan meningkatkan stok Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP) salah satunya dengan aktif menyerap kedelai lokal dari para petani,” ujarnya.

Adapun 56.000 ton kedelai impor yang datang kemarin berasal dari Amerika Serikat.

Kedatangan kedelai impor di Krakatau International Port, Cilegon, Banten.

Arief mengatakan, kedatangan kedelai ini sebagai stok untuk memenuhi permintaan dan konsumsi dalam negeri, sehingga diharapkan dapat mengamankan ketersediaan dan menjaga harga kedelai tetap stabil di harga yang wajar.

Badan Pangan Nasional meminta agar kedelai yang masuk tersebut harus cepat didistribusikan. Maka Arief meminta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Bulog, RNI membantu mempercepat distribusinya.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam kesempatan yang sama mengatakan, masuknya kedelai sebanyak 56.000 ton dapat menurunkan harga kedelai dalam waktu dekat.

"Beberapa bulan terakhir harga kedelai termasuk tinggi dan menjadi keluhan pengusaha tahu dan tempe. Dengan masuknya kedelai 56.000 ton ini sekarang harga kedelai menjadi Rp 12.000 per kilogram," ujarnya.

Asal tahu saja, berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang dihimpun NFA, produksi kedelai dalam negeri tahun 2023 diperkirakan 289.000 ton, sementara kebutuhan kedelai nasional sekitar 248.000 ton per bulan. Maka untuk memenuhi kebutuhan nasional diperlukan pemenuhan dari luar negeri. (Kontan/Ratih Waseso)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini