Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, sistem transaksi Multi Lane Free Flow (MLFF) atau bayar tol tanpa berhenti akan sulit diterapkan di Indonesia.
Padahal, rencananya uji coba MLFF akan dilakukan Juni 2023.
Menurut Agus, penerapan jalan tol yang hanya sekali bayar itu perlu direncanakan lebih matang. Pasalnya, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait penerapan MLFF itu, sampai saat ini belum rampung.
Baca juga: Asosiasi Jalan Tol Indonesia: Modernisasi Transaksi Tol Melalui Penerapan MLFF
"Ya belum bisa kan peraturannya belum ada. RPP nya kan belum jadi, ya RPP nya jadi dulu. Intinya itu belum diterapkan kalau belum ada peraturannya," kata Agus saat dihubungi Tribunnews, Senin (23/1/2023).
Agus mengatakan, penerapan tol nirsentuh ini bakal dilengkapi oleh kamera pengawas atau CCTV yang mampu merekam pelanggaran lalu lintas. Untuk itu, dia menegaskan, pemerintah perlu melakukan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran.
Terlebih, sistem tol nirsentuh ini menggunakan aplikasi. Sehingga, membutuhkan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat sebelum melakukan uji coba.
"Sekarang harus ada sosialisasi dulu. Komunikasi dulu, orang ribet karena gatau. Bagaimana dendanya, kan semuanya harus disiapkan dulu, kalau belum siap ya enggak bisa lah. Kan nanti harus uji coba dlu, masih panjang jalannya." ucap Agus.
"Soal dikenakan sanksi, setiap pintu masuk tol ada gantry nya disitu ada kameranya. Dari situ dipantau. Tetapi kita harus punya Aps nya di HP kita supaya bisa mengakses itu," lanjutnya.
Baca juga: Bali Jadi Lokasi Uji Coba Pertama Transaksi Tol Nirsentuh MLFF Pada 1 Juni 2023
Sistem MLFF sepenuhnya akan menggunakan teknologi satelit Global Navigation Satellite System (GNSS). Nantinya, satelit ini akan mendeteksi setiap kendaraan yang melewati jalan tol melalui aplikasi CANTAS di telepon genggam.
CANTAS didesain dengan sistem navigasi satelit yang memungkinkan pengendara melakukan pembayaran hanya dengan mengklik melalui handphone. Aplikasi ini nantinya akan terhubung dengan data diri dan plat nomor kendaraan pengemudi.
Saat perjalanan berakhir dan kendaraan keluar tol, maka proses map matching yang dideterminasi satelit akan mengkalkulasi tarif dan saldo yang kemudian terpotong secara otomatis dalam aplikasi CANTAS. Jika pengendara tidak mengunduh dan melakukan registrasi dalam aplikasi tersebut, maka secara otomatis dikenakan denda yang tercatat dalam pelat kendaraan.
Uji Coba
Mengutip Kontan.co.id, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada tahun 2023 akan memasang alat Teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) secara bertahap di beberapa Jalan tol yang berada di wilayah Jawa, Bali, dan Kalimantan di tahun 2023.
"Kita akan pasang MLFF ini Jalan Tol Bali - Mandara, Jalan Tol Balikpapan - Samarinda, Jalan Tol Jakarta - Tangerang, dan ruas Jalan Tol Lingkar Dalam," kata Kepala BPJT Danang Parikesit kepada Kontan.co.id, Senin (2/1).
Tahun lalu, BPJT telah melakukan pemasangan alat di ruas Jalan Tol Jagorawi dan ruas Jalan Tol JORR A. Uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh ditargetkan berlangsung pada 1 Juni 2023.
Adapun sistem MLFF ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS), pengendara dapat melakukan transaksi melalui aplikasi jalan tol di smartphone.
Penggunaan Global Navigation Satellite System (GNSS) banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur termasuk Hongaria. Manfaat lain dari kehadiran sistem transaksi MLFF ini yaitu salah satunya adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan.