Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkomentar terkait dibukanya gerbang pariwisata Indonesia untuk para turis asal China.
Padahal pada akhir tahun 2022 hingga pertengahan Januari 2023, China telah mengkonfirmasi ledakan kasus kematian akibat Covid-19 yang jauh lebih banyak.
Seperti diberitakan sebelumnya, Negeri Tirai Bambu melaporkan bahwa hampir 60.000 orang telah meninggal akibat virus tersebut dalam lima minggu terakhir dan mengakui bahwa jumlah korbannya kemungkinan bertambah.
Baca juga: Soal Vaksin Booster Kedua Jadi Syarat Perjalanan Pelancong Wisata, Ini Kata Sandiaga Uno
"Kita sudah menerima wisatawan China, dan kita sudah menyampaikan bahwa Indonesia siap menerima kunjungan wisatawan Tiongkok," ucap Menteri Sandi saat meninjau sentra vaksinasi booster kedua di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
"Kita terpilih 1 dari 20 negara yang masuk dalam program uji coba, dan targetnya 255 ribu wisatawan Tiongkok ke Indonesia," sambungnya.
Sandi mengatakan, Indonesia termasuk ke dalam daftar negara tujuan favorit untuk berwisata bagi masyarakat China.
Terbukti, sebelum pandemi Covid-19 merebak, jumlah wisatawan China di Indonesia tembus ke angka 2,5 juta orang.
"Sebelum pandemi kan sempet ada di posisi kedua di angka 2,5 juta wisatawan dari Tiongkok. Kita harapkan ke depan akan semakin meningkat," ucap Sandi.
Baca juga: Pemerintah Jepang akan Batasi Ekspor Semikonduktor Canggih ke China
Soal Adanya Ancaman Varian Baru
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sandi juga menyebutkan, Indonesia optimis dapat terhindar dari ancaman varian baru.
Seperti diberitakan, Subvarian Omicron Kraken atau XBB 1.5 telah mendominasi secara global dan telah masuk ke Indonesia.
Menurut Sandi, berdasarkan metode Sero Survey, masyarakat Indonesia diklaim sudah punya daya tahan atau imunitas yang mumpumi.
Hal ini juga perlu didorong dengan masifnya vaksinasi Covid-19 booster kedua.
"Jadi kemarin juga dibahas, karena kita sudah Sero Survey. Kita semakin optimis. Tapi, optimisme kita harus ada langkah-langkah untuk mengawalnya, yaitu dengan percepatan vaksin booster dosis kedua," papar Sandi.
"Mari kita jangan lengah, memang sekarang ini sudah terkendali. Tapi jangan sampai terlena, karena peningkatan berawal dari adanya varian baru. Untuk itu kita amati. Kita juga sama-sama mendorong kolaborasi," pungkasnya.