Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku pariwisata wilayah Borobudur-Yogya-Prambanan (BYP) berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk pengembangan desa wisata berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disepakati bersama oleh para pelaku pariwisata dari desa wisata dalam Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham menegaskan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam pembangunan sektor pariwisata.
Baca juga: Danone dan Kemenparekraf Dukung Pengembangan 14 Desa Wisata di 7 Provinsi
“Untuk memastikan bahwa pariwisata mampu berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat diperlukan komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut," kata Martini saat membuka kegiatan dikutip Jumat (3/2/2023).
Menurutnya, dukungan dari pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mencapai pengembangan desa wisata yang terintegrasi.
"Terutama sinergitas antara pemerintah daerah, dinas pariwisata, asosiasi industri, dan badan usaha yang memegang peranan penting dalam mewujudkannya,” tuturnya.
Ia meminta agar kolaborasi tersebut direalisasikan dalam bentuk aksi nyata sesuai arahan yang telah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
"(Pak Menteri) selalu menegaskan pentingnya inovasi, adaptasi dan kolaborasi dalam pembangunan sektor kepariwisataan," tuturnya.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi meyakini dukungan dan komitmen para stake holder dapat mengoptimalkan pengembangan desa wisata.
Dia berharap program yang sudah disusun local champion dapat dilaksanakan hingga jangka menengah maupun jangka panjang.
"Kami juga akan mengingatkan, berkolaborasi, akan mengetuk pintu setiap stake holder. 65 desa yang tersentuh oleh Program Kampanye Sadar Wisata sepanjang tahun 2022 lalu, agar bisa mengenali dan mengidentifikasi kebutuhannya, sehingga pemerintah dapat mengkomunikasikan dengan lintas sektor lainnya,” jelas Florida.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menyoroti pentingnya pelibatan masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan desa dalam pembangunan sektor pariwisata.
“Identifikasi kebutuhan desa yang melibatkan masyarakat ini bertujuan agar program yang dilakukan itu dapat dijalankan dengan komitmen dan dukungan dari warga,” ucapnya.
Sebanyak 20 orang perwakilan desa wisata yang merupakan local champion dari Kabupaten/Kota Magelang, Sleman, Klaten, dan Yogyakarta menandatangani komitmen yang di antaranya berisi penegasan untuk menjaga keberlanjutan pengembangan desa/kampung wisata.